Sewa Mesin Jahit Keliling Rp 20.000 per Hari
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (Tubas) – Di era teknologi modern saat ini ternyata pekerjaan menjadi tukang jahit keliling tidak ada matinya. Terbukti, Risno (25 tahun) pria asal Pekalongan Jawa Tengah ini mengatakan setiap hari ada saja warga Jakarta yang butuh tenaganya seperti vermak Levi’s, ganti ritsleting celana atau membesarkan dan mengecilkan pinggang celana.
Ayah satu anak ini mengaku sudah dua tahun menjadi tukang jahit keliling masuk kampung keluar kampung dan setiap hari ada saja penghasilannya kadang Rp 50.000 kadang juga Rp 100.000 per hari.
Dari penghasilan kotor itu Risno masih harus menyisahkannya Rp 20.000 sebagai sewa mesin jahit serta uang makan seharian dan sisanya ditabung untuk bekal anak isterinya yang tetap tinggal di Pekalongan serta untuk membayar uang kontrak rumah. “Untuk menghemat biaya kontrak rumah, saya dan beberapa teman itu ngontrak bareng-bareng, jadi uang sewanya bisa lebih ringan,” katanya.
Menurut Risno, hampir seluruh tukang jahit keliling di Jakarta tidak memiliki sendiri mesin jahit, tapi merupakan sewaan dari seseorang yang mereka kenal dengan sebutan bos. Satu hari dikenakan sewa Rp 20.000.
Menurutnya, besaran sewa itu tidak terlalu berat. “Daripada harus beli mesin sendiri, dari mana modal,” katanya.
Setiap hari dia harus keliling dari pukul sembilan pagi hingga sore hari. “Ya kalo saya berkeliling sampai jauh, bisa-bisa sampe rumah itu jam sembilan malam sementara mesin jahit sewaan harus dikembalikan ke bos paling lambat jam delapan malam,” katanya.
Mengenai ongkos vermak katanya relatif murah dan tarifnya pasti sama. Satu potong celana jika hanya memotong atau sekedar menjahit yang robek saja Rp 5.000 sementara kalau mengganti kancing atau ritsleting sekitar Rp 7.500 per potong.
“Yang mahal itu kalo sampe bongkar-bongkar mbak, misalnya mengecilkan atau membesarkan pinggang celana sampe memperbaiki kantong celana, bisa sekitar Rp 15.000 per potong,” tambahnya.
Namun dia mengaku pernah tidak mendapatkan jahitan dalam sehari. “Sedih sih jahitan gak ada, sementara harus bayar sewa mesin dan harus makan juga, tapi ya mau gimana lagi, namanya juga hidup ada senangnya ada susahnya. Ya kalo lagi sepi harus banyak-banyak bersabarlah,” katanya seraya tersenyum. (roris)