Sepi, Penjualan Atribut Perayaan 17-an

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan 17 Agustus 2012 membawa tak banyak membawa berkah bagi pedagang bendera merah putih dan atribut perayaan kemerdekaan sebagai ajang pesta rakyat. Meski, para pedagang sudah sibuk menjajakan barang dagangannya itu di sepanjang jalan Kalimalang, Jakarta Timur, namun penjualan sepi. Di jalan itu selaian pedagang bendera merah putih juga pedagang pohon pinang yang biasa digunakan kegiatan panjat pinang meramaikan kegiatan 17-an di atas pinggir kali malang.

Sumarto, seorang pegadang pohon pinang mengaku lima tahun yang lalu paling sedikit masih bisa menjual 20 – 30 batang pohon pinang. Sekarang ini, untuk menjual 10 batang saja sudah sangat sulit. “Sulitlah mendapatkan keuntungan dari penjualan pohon pinang, penjualan bendera merah putih dan atau atribut lainnya,” ungkapnya kepada tubasmedia.com, baru-baru ini.

Biasanya, menurut Sumarto penghasilan dari penjualan pohon pinang masih bisa diharapkan untuk memenbuhi kebutuhan selama satu buan. Sebab dengan pejualan dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta perbatang pinang sudah bisa dapat untung lumayan. Namun sekarang untuk mendapatkan uang untuk kebutuhan seminggu saja sulit.

Biasanya, tambah Sumarto di sepanjang kali malang bisa banyak perlombaan panjat pinang. Tetapi beberapa tahun terakhir ini perlombaan itu sangat berkurang. “Mungkin bersamaan dengan bulan puasa dan datangnya hari raya Idul Fitri” katanya. Kelesuan masyarakat juga dirasakan melalui pembelian bendera merah putih dan atribut lainnya untuk merayakan HUT kemerdekaan.

Pemadangan yang tak jauh berbeda juga terlihat di sepanjang jalan mulai ke luar pintu tol Tangerang menuju ke arah BSD (Bumi Serpong Damai). Di sepanjang jalan itu hampir dipenuhi para pedagang musiman penjual bendera merah putih dan umbul-umbul merah putih dengan berbagai ukuran. “Tahun ini paling sepi pembelinya, biasanya sehari bisa laku 20 – 30 bendera, tapi tahun ini paling banyak 10 bendera sehar”, kata seorang pedagang yang mengaku dari Bogor.

Memang di Tangerang, para pedagang musiman bendera merah putih biasanya datang dari Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka hanya buruh, barang yang dijual milik bos. Seorang bos biasanya memiliki 5 sampai 10 pedagang musiman.

Hiasan perayaan tujuhbelasan di RT-RT di wialayah DKI Jakarta juga tidak semarak. Misalnya di RT 12/03 Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur yang pernah menjuarai RT terbaik se DKI Jakarta, tidak ada hiasan tujuh belasan. Pada hal biasanya, selain hari puncak tujuhbelasan diisi dengan berbagai acara hiburan pesta rakyat, juga menggelar dangdutan sampai pagi. “Kali ini kayaknya biasa-biasa saja, nggak ada kegiatan. Masing-masing warga memasang bendera di depan rumahnya dan itu pun tidak sampai 60 persen,” ungkap Ketua RT, Supri. (aru)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS