Roy Manik Sesalkan Ucapan Selamat yang Prematur dari Berbagai Kepala Negara Kepada Prabowo
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dewan pakar TPN Ganjar Mahfud, Roy Manik, menyayangkan kemunculan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan beberapa kepala negara sahabat lainnya, yang terkesan terburu-buru memberi ucapan selamat kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Selain Putin, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dan Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe kabarnya sudah memberi ucapan selamat kepada Prabowo.
Roy Manik yang dihubungi Minggu 18 Pebruari 2024 mengatakan, ucapan selamat dari para pimpinan negara-negara sahabat itu memang dirasa terlalu cepat datang. Pasalnya, Prabowo belumlah diumumkan secara resmi menjadi Presiden RI terpilih. Prabowo baru menang hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei.
Menurut Roy yang adalah mantan aktivisi ITB ini, penyampaian ucapan selamat dari kepala negara yang lain, seharusnya menunggu penghitungan manual yang resmi dikeluarkan KPU 20 Maret 2024 mendatang.
Secara khusus Roy Manik memberi apresiasi langkah yang diambil pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, memastikan AS akan menunggu hasil resmi penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Bukan tidak siap menerima kekalahan. Tidak demikian. Kalah menang adalah hal biasa, sepanjang pertandingannya dilakukan dengan benar,” ujar Roy.
Seperti yang Roy bilang, ini bukan cuma persoalan belum adanya penghitungan manual versi KPU. TPN juga menduga ada banyak kecurangan yang terjadi pada Pilpres 14 Pebruari 2024. Roy Manik yang sejak dulu sudah aktif dalam pergerakan menentang pemerintahan Orde Baru, mengajak semua pihak untuk berani melaporkan kecurangan yang mereka temui di lapangan.
TPN hingga sekarang masih terus mengumpulkan berbagai data dan bukti. Dan jumlahnya setiap saat terus bertambah dengan beragam dugaan pelanggaran.
“Orang yang mencetak gol dari posisi offside, adalah pelanggaran dan gol tersebut pasti dibatalkan. Apalagi kalau ada yang melakukan pelanggaran keras, bisa diberi kartu merah dan dikeluarkan dari arena pertandingan,” sindir dia lagi.
“Mari kita tuntaskan persoalan kecurangan sekarang. Sebab sejago-jagonya penyelenggara pemilu menutupi aneka kecurangannya, suatu saat pasti terungkap juga, ” ujar Roy yang pernah jadi jubir mahasiswa ITB saat berdialog dengan Ketua IGGI, Jan Pieter Pronk.(sabar)