Presiden Minta Pimpinan Daerah Jangan Berantem

Loading

images

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah untuk saling memperkuat hingga akhir masa jabatan dan bukan berkelahi.

“Saya minta agar pimpinan daerah jadi satu-kesatuan, jangan awal mesra, nanti di pertengahan berantem, jangan terjadi,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat kerja pemerintah (RKP) dengan gubernur dan bupati/wali kota serta wakil gubernur, bupati/wakil wali kota hasil Pilkada Serentak 2015, di Istana Negara, Jumat (8/4/2016) pagi.

Menurut Presiden, kerja pemimpin daerah termasuk yang baru hasil Pilkada Serentak 2015 ditunggu oleh rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka.

Presiden juga meminta agar para kepala daerah dan wakil kepala daerah merangkul lawan-lawan politiknya dalam pilkada. “Bertarung itu lima tahun sekali, jangan bertarung terus,” tuturnya.

Laman Setkab memberitakan, Presiden Jokowi juga meminta agar pejabat daerah yang dulu tidak mendukung saat pilkada tidak dimutasi ke tempat terpencil karena alasan itu.

“Saya tahu kok, saya dengar. Jangan begitu, ingat sebagai pimpinan kita ditunggu rakyat, dinanti rakyat kerja-kerja nyata kita,” katanya.

Pada awal arahannya, Presiden Jokowi mengingatkan para kepala daerah mengenai tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh bangsa ini. Presiden menyebut tiga hal, yaitu pertama masalah persaingan dan kompetisi, kedua masalah deregulasi, dan yang ketiga masalah yang berkaitan dengan anggaran.

“Ketiga-tiganya sangat penting untuk perlu kita ketahui bersama agar kita mempunyai sebuah garis yang sama dalam mengelola pemerintahan ini dan berkonsolidasi dengan baik antara pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, dari pusat sampai ke daerah,” kata Presiden.

Dikemukakan, kondisi global sekarang ini berada pada posisi sangat pesimis, pada posisi pertumbuhan yang menurun, yang sulit. Presiden memberikan contoh, tahun kemarin ekonomi dunia mengalami kejadian beruntun, di mana Indonesia baru mengantisipasi adanya krisis Yunani. Ekonomi dunia dihadapkan pada depresiasi yuan, akibat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang menurun serta kenaikan suku bunga The Fed di Amerika. (ril/end)

CATEGORIES
TAGS