Presiden Berharap Kerja Sama Peneliti, Dunia Usaha, dan Perguruan Tinggi

Loading

1428918759

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo menyoroti masalah sinergi antarlembaga yang menurutnya belum terjalin. Ada yang jalan ke sana, ada yang ke sini.

“Itulah tugas Pak Menteri, dan kita ingin agar ada perwujudan yang jelas, kerja sama antara peneliti, dunia usaha, perguruan tinggi, kerja sama yang konkret, kolaborasi yang jelas, sehingga nanti keluarannya adalah sebuah produk yang bermanfaat bagi rakyat,” kata Jokowi ketika menghadiri National Innovation Forum (NIF) 2015 di Puspiptek Serpong, Provinsi Banten, Senin (13/4/2015).

NIF 2015 merupakan ajang untuk mempromosikan pencapaian hasil-hasil inovasi teknologi dari lembaga penelitian dan pengembangan serta perguruan tinggi kepada dunia usaha dan masyarakat.

Seperti dikutip dari laman Setkab, Senin malam, acara, yang dihadiri mantan Presiden B.J. Habibie, itu diawali dengan penandatanganan MoU tentang pemanfaatan teknologi antara sektor akademik dan swasta, disaksikan Presiden Jokowi. MoU terbagi dalam tujuh bidang fokus, yaitu pangan, energi, kesehatan dan obat, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, hankam, serta material maju.

Salah satu contoh kerja sama yang dibangun dalam kegiatan ini adalah pengembangan pesawat N219 antara LAPAN dengan PT Dirgantara Indonesia (DI), di mana akan disepakati kerja sama produksi dan penjualan antara PT DI dengan pihak pengguna.

Di bidang pangan, lembaga litbang dan perguruan tinggi telah menghasilkan produk inovasi yang akan dikerjasamakan dengan pihak industry, di antaranya, bibit sapi unggul, bibit dan varietas padi unggul, kedelai unggul, dan sayuran unggul.

Acara NIF 2015 diharapkan dapat menjadi titik tolak peningkatan kepercayaan dunia usaha/industri atas hasil litbang dan perguruan tinggi dalam negeri karya anak bangsa sendiri.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas 17 ribu pulau, yang kalau didatangi semua, akan terlihat betapa sangat besarnya tantangan kita menghadapi sisi transportasi, pangan, dan energi.

“Kita lihat transportasi. Bayangkan dari sebuah pulau kecil ke pulau yang lain di sebuah provinsi. Transportasinya apa? Apakah udara, atau laut. Mana yang efisien,” kata Jokowi.

Presiden mengingatkan pentingnya penelitian riset di bidang dirgantara. Sebetulnya pesawat apa yang paling pas untuk transportasi dari provinsi ke provinsi, kota ke kota, pulau ke pulau, apakah tipe yang besar, atau tipe yang sedang atau kecil.

“Sudah ada N219. Akan ada lagi N245. Saya tadi dibisiki Prof. B.J Habibie, yang lebih pas lagi menurut beliau yang R80, karena penumpangnya pas untuk wilayah-wilayah yang akan kita lalui,” kata Jokowi.

Mengenai masalah pangan, Presiden Jokowi mengemukakan, waktu di Subang sudah ada benih padi yang hasil panen di satu hektar bisa mencapai 8-9 ton. Namun, di tingkat petani hanya bisa 5 ton. “Kenapa dari sembilan ton bisa jatuh ke lima? Karena tidak didampingi. Kapan petani harus memupuk, bagaimana pemeliharaan peralatannya, bagaimana cara menangani mesinnya,” katanya. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS