Petani Kurang Informasi dari Penyuluh

Loading

Laporan : Robby HS

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Banyaknya buah impor dari Cina, Thailand, dan Malaysia di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya merupakan salah satu efek lemahnya keberpihakan pemerintah kepada petani atau rakyat kecil. Petani kurang mendapat informasi ataupun bimbingan dari penyuluh pertanian di lapangan mengenai tata cara budidaya dan sebagainya. Selain itu, petani tidak mengetahui produk-produk apa saja yang dapat dijual dengan nilai tinggi dan mempunyai serapan pasar yang baik.

Dari wawancara Tubas di lapangan menunjukkan sebenarnya produk Jawa Tengah tidak kalah dari produk impor. Bahkan, beberapa tanaman buah-buahan merupakan hasil persilangan dari Indonesia. Lebih ironis lagi, ada beberapa pihak oportunis yang memanipulasi hasil pertanian Jawa Tengah dengan melabelinya seolah-olah dari luar negeri lalu dijual kembali dengan harga yang sangat tinggi. Dalam hal ini, petani menjadi korban tengkulak karena lemahnya informasi pasar dan pendampingan dari pihak-pihak yang berkompeten.

Petani atau rakyat berharap pemerintah benar-benar berpihak pada kepentingan petani. Subsidi untuk petani seperti pupuk dan obat-obatan jangan sampai jatuh ke tangan pengusaha besar dan tengkulak. Semestinya sistem subsidi dapat belajar dari Jepang atau Cina di mana kepada petani diberikan bibit, pupuk, obat-obatan kemudian biaya produksi dihitung, harga jual ditentukan dan margin profit yang dinikmati petani didasarkan pada kepentingan bersama. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS