Pengusaha Zaman Now Harus Siap Mengubah ‘’Minsed’’
MEDAN, (tubasmedia.com) – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Medan, Arman Chandra berpendapat, minsed atau pola pikir pengusaha saat ini harus diubah dari pola pikir yang tetap menjadi dinamis.
Pasalnya, perubahan teknologi dan sebagainya di dunia saat ini sangat cepat dan sangat dinamis. Karenanya, jika para pengusaha masih menggunakan pola pikir lama, usahanya akan tergilas oleh kemajuan dunia yang sangat dan gteramat dinamis.
Hal itu dikatakan Arman Chandra saat berbincang-bincang dengan wartawan di kantornya di Medan, pekan silam. Saat pertemuan di ruang tamunya yang sederhana namun apik itu, alumni Lemhanas ini langsung perintahkan stafnya untuk menyuguhkan makanan dan minuman para wartawan.
‘’Ayo minum dulu biar segar,’’ ajaknya.
Arman melanjutkan obrolan. Dia menyebut, jika pola pikir atau minsed para pengusaha itu tidak berubah, maka yang terdengar hanyalah keluhan dan omelan serta cacian.
Arman tidak menampik kalau pembangunan infrastruktur di negeri kita ini khususnya di kota Medan dan sekitarnya, pasti akan berdampak negatif kepada sekelompok dunia usaha.
Misalnya, di sebuah tempat atau lokasi yang selama ini aman dan nyaman serta ramai dikunjungi pembeli, kini akan sepi akibat dibangunnya jalan tol membuat para pengendara kendaraan bermotor akan mengalihkan rute perjalannya.
Seiring beralihnya rute perjalanan tersebut, maka yang terjadi adalah sepinya pembeli di lokasi yang selama ini ramai dipadati konsumen dan suara yang terdengar dari pengusaha di sekitar adalah omelan dan umpatan.
‘’Disinilah yang saya katakan minsed itu dirubah dan harus siap mengikuti gelombang zaman dan arus gelombang zaman itu tidak boleh dilawan. Kalau dilawan, kita yang hanyut,’’ katanya.
Lalu apa yang harus dilakukan ? Lakukan invovasi produk dan tingkatkan promosi agar produk tersebut tetap disukai konsumen.
Pengusaha yang kreatif adalah pengusaha yang membuat para pelanggannya tetap mencintai produk tersebut. Artinya, dimana -pun letak produk itu dipajang, si pembeli atau konsumen pasti harus dan selalu mencarinya.
Ada tiga langkah yang hafus dilakoni kata Arman, yakni, tingkatkan promosi, perbaiki desain dan lakukan invovasi produk.
Khusunya di bidang wisata, kata Arman, mutu pelayanan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya harus diperbaiki. Para pengelola tempat wisata, baik itu taman wisata, rumah makan, pengusaha kuliner dan pelayan hotel serta penginapan, harus benar-benar bersikap melayani.
Sebagai Raja
Seperti yang pernah dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Tapanuli Utara, Gibson Siregar, seluruh insan yang bergerak di bisnis wisata, wajib menempatkan konsumennya sebagai raja.
Semua dunia usaha, kata Gibson wajib hukumnya membuat produk yang minoritas tapi dicintai mayoritas dan yang harus disuguhkan kepada segenap wisatawan, baik lokal maupun asing, adalah suguhan yang sesuai selera tamu, bukan selera penyuguh.
‘’Minsed yang sepeti ini jugalah yang harus diubah kalangan pengusaha khususnya pengusaha yang berdomisili di daerah. Pasalnya pengusaha di daerah selalu dan selalu merasa dirinya juga adalah raja sehingga sulit bagi dirinya menempatkan konsumen sebagai raja. Disini jugalah masalahnya,’’ kata Gibson. (sabar)