Pengusaha Kaya Indonesia, Sukanto Tanoto Beli Mal Seharga Rp 9,5 Triliun di Singapura

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pacific Eagle Real Estate, perusahaan milik miliarder asal Indonesia, Sukanto Tanoto, diketahui membeli mal di kawasan perbelanjaan elite, Orchard Road Singapura.

Seperti dilansir Kompas, hak milik atas mal bernama Tanglin Shopping Center tersebut dibeli seharga 645 juta dolar AS atau setara dengan Rp 9,5 triliun. Pembelian ini dilakukan lantaran Sukanto Tanoto ingin memperlebar sayap investasi bisnis ritelnya di negara pusat keuangan Asia tersebut.

Lantas, siapa sosok Sukanto Tanoto? Profil Sukanto Tanoto Dikutip dari tanotofoundation.org, Sukanto Tanoto adalah salah satu konglomerat Indonesia pendiri dan pemilik grup usaha Royal Golden Eagle (RGE). RGE yang dulu bernama Raja Garuda Mas (RGM) mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam. Didirikan Sukanto Tanoto pada 1973, saat ini RGE telah memiliki kantor di sejumlah kota dunia, termasuk Singapura, Hongkong, Jakarta, Beijing dan Nanjing.

Sebelum sebesar sekarang, Sukanto memulai bisnisnya pada 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.

Kini, RGE miliknya berkembang menjadi grup yang bergerak di bidang pulp dan kertas, kelapa sawit dan energi. Industri kertas dan pulp dipegang Asia Pacific Resources International Holding Ltd atau APRIL, sementara industri perkebunan kelapa sawit oleh Asian Agri dan Apical, dan energi oleh Pacific Oil & Gas.

Bahkan, Bracell, perusahaan miliknya, menjadi salah satu produsen selulosa khusus terbesar di dunia yang digunakan untuk berbagai hal, mulai dari tisu bayi hingga es krim.

Rp 44 Triliun

Menurut catatan Forbes per 28 April 2023, Sukanto masuk dalam daftar orang terkaya di dunia, tepatnya pada peringkat 1.021. Di Indonesia, pria berusia 73 tahun ini menempati peringkat ke-18 sebagai orang terkaya pada 2022. Dia tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar 3 miliar dolar AS atau nyaris Rp 44 triliun.

Meski warga negara Indonesia (WNI), ayah dari empat orang anak ini kini memilih untuk menetap di Singapura. Adapun sebelum sukses seperti saat ini, Sukanto Tanoto yang merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara ini putus sekolah pada usia 17 tahun.

Dia kemudian memilih untuk memulai bisnisnya sendiri. Bahkan, Sukanto mengaku, dia belajar bahasa Inggris sendiri dengan membaca Readers’ Digest, Life dan Newsweek. Dengan keingintahuan dan keyakinan yang kuat dalam pembelajaran berkelanjutan, Sukanto Tanoto akhirnya melanjutkan pendidikan sendiri dengan mengikuti kursus manajemen di sekolah bisnis terkemuka, seperti INSEAD, Harvard dan Wharton.

Tak sampai di situ, dia juga berkomitmen untuk memberikan bantuan pendidikan, khususnya untuk masyarakat pedesaan. Atas dasar itulah, pada 1981, Sukanto Tanoto dan keluarga mendirikan Tanoto Foundation dengan tujuan untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kualitas manusia Indonesia.

Gerakan filantropi ini memberi perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini, pendidikan dasar, pengembangan kepemimpinan dan riset medis.

Di sisi lain, Sukanto Tanoto juga terdaftar sebagai anggota Dewan Internasional INSEAD, Dewan Pengawas Wharton, Dewan Eksekutif Wharton untuk Asia dan terlibat di berbagai badan pendidikan, komunitas dan industri lainnya.

Dia turut menjadi penerima Wharton School Dean’s Medal Award, sebagai pengakuan atas kontribusi terhadap perluasan ekonomi global dan peningkatan taraf hidup di seluruh dunia.(sabar)

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS