Pengidap Thalasemia Kabupaten Kebumen Perlu Perhatian Pemerintah

Loading

Untitled.jpg2

KEBUMEN, ( tubasmedia.com ) – Paguyuban Orangtua Pengidap Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Kebumen mengadakan silaturahmi belum lama ini. Sebanyak 150 orang tua dan anak pengidap Thalasemia yang masuk tergabung paguyupan tersebut.

Acara pertama diisi siraman rohani oleh Kepala Sekolah Ma’arif 2 Ayah Kebumen. Dinasehatkan bahwa kita harus bersyukur diberi amanah anak yang istimewa.

Hadir pada acara tersebut, Pendiri POPTI, dr. Budi Satrio, MKes, dr. Wahyu SpA, P Sobirin (Ketua POPTI) dan Dian.  Tamu undangan yang hadir , yaitu; Kadinkes dr. Rini SUprapto, MKes, dr. Bambang Suryanto, MKes (direktur RSUD Soedirman), perwakilan dari BPJS, PMI, dan beberapa Pejabat RSUD, dokter muda dan perawat . Acara dilanjutkan dengan sarasehan yang diawali dengan pengantar oleh dr. Wahyu, SpA dan sebagai moderator  Sobirin.

Dalam sambutannya dr. Wahyu mengajak bersyukur karena setelah perjuangan selama 3 tahun, akhirnya sebagian mimpi anggota POPTI sudah terwujud.  Dulu obat ferriproc tidak diberikan penuh .

Sekarang sudah penuh sehingga wajah anak-anak sudah lebih segar dan perutnya tidak buncit lagi. Ruang khusus memang belum ada tetapi sudah ada dua ruangan thalassemia, walaupun prakteknya dipakai ruang kegiatan lain.

Sobirin melaporkan bahwa telah menerima bantuan dari dermawan berupa  TV LCD dan AC untuk dipasang di ruang pelayanan RSUD Soedirman.

Sedangkan dr. Budi Satrio, MKes menyampaikan perjuangan POPTI belum selesai karena kita harus punya perda tentang Pencegahan dan Pemberantasan Thalasemia (P2 Thalasemia) sehingga peran dan tanggungjawab masing-masing stakeholder diatur dengan jelas.

Secara teoritis thalassemia bisa diberantas atau dikurangi karena sudah diketahui penyebabnya dan biaya penapisannya tidak mahal, tetapi butuh kepemimpinan yang kuat dan dukungan semua pihak.

Dari anggota POPTI B Leli menyampaikan usulan, agar pelayanan bagi pengidap Thalasemia di RSUD Soedirman ditingkatkan, tidak harus menginap dan obatnya lengkap.

Sebagai contoh di RSUD Banyumas untuk tranfusi cukup tiga jam, obat yang diterima ada 5 macam dan ruang tersendiri. Jika berobat di RSUD Soedirman pendaftaran dan pelayanan masih dicampur dengan pasien umum, sehingga jika mendaftar pagi. (ahmad)

 

 

 

CATEGORIES
TAGS