Pengemis Musiman Mulai Menjamur
Laporan: Redaksi
BANJAR, (Tubas) – Memasuki bulan Ramadhan 1432 H minggu kedua, Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar mulai dibanjiri pengemis musiman yang datang tak hanya dari dalam Kota Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, tetapi juga dari luar daerah seperti dari Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cilacap serta Kabupaten Majalengka.
Di Kabupaten Ciamis mereka mulai memenuhi pinggir trotor di pusat kota seperti di Jalan Galuh dan di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di pusat-pusat perbelanjaan seperti di Yogya Dept Store dan di depan minimarket, bahkan di depan halaman pendopo pemerintahan Kabupaten Ciamis.
Sedangkan di Kota Banjar, para pengemis musiman tersebut selain memenuhi pusat-pusat perbelanjaan juga memadati arena lapangan parkir Mesjid Agung Kota Banjar. Mereka meminta sedekah kepada umat yang baru keluar dari mesjid. H. Eman (46) penduduk Kota Tasikmalaya yang kebetulan kesorean, ikut sembahyang di mesjid agung tersebut, menyayangkan banyaknya para pengemis yang memenuhi area lahan parkir tersebut.
“Dikasih satu orang, yang lain berebutan meminta bagian pula, malah terkesan memaksa. Tidak apa-apa sih, tapi sayang, yang tadinya selepas sembahyang mau istirahat di depan masjid sambil menikmati pemandangan alun-alun Kota Banjar, jadi terusik dengan dikerubuti para pengemis,” kata H. Eman dengan menyesal.
Kepala Satpol PP Kota Banjar, Nana Suryana, S.Pd, MM memperkirakan pengemis musiman yang datang ke Kota Banjar pada Ramadan kali ini jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya. “Ketika beroperasi banyak di antaranya yang membawa anak kecil bahkan bayi dengan tujuan mengundang rasa kasihan,” ujar Nana.
Nana mengakui pihaknya masih kesulitan melakukan penertiban terhadap pengemis musiman tersebut. “Kalau hanya untuk penertiban, Satpol PP siap kapan pun di mana pun, tetapi yang menjadi pertanyaan setelah ditertibkan mereka harus dikemanakan. Itu kan harus ditindaklanjuti dengan pembinaan,” ujar Nana. Sebenarnya, lanjut Nana, sebelum bulan Ramadan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi pengemis di Kota Banjar. Di antaranya pemulangan mereka ke daerah asal.
“Bahkan bukan hanya pengemis saja, tetapi juga pengamen, anak punk dan gelandangan. Namun entah apa alasannya mereka biasanya selalu kembali ke Kota Banjar, parahnya lagi kita juga sering kedatangan orgil dari daerah lain,” terang Nana. (mamay)