Pendirian Universitas Negeri Menjadi Triger Demi Kemajuan Tapanuli
TARUTUNG, (tubasmedia.com) – Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan, M. Si didampingi Kabag Pembangunan David Nainggolan dan Kabag Prokopim Sasma Situmorang mengikuti Diskusi Bersama yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) melalui zoom meeting bertempat di Sopo Rakyat Rumah Dinas Bupati, Tarutung (Rabu, 15/09/2021)
Diskusi dengan topik ‘Dinamika Membangun Tapanuli Utara’ ini diikuti Ketua Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono, para pengurus serta beberapa Ketua provinsi dan Direktur LBH Pewarna Jahmada Girsang serta ketua Litbang Pewarna Ashiong Munthe sebagai moderator.
“Diawal jabatan priode kedua kepemimpinan saya, kita diperhadapkan persoalan terjadinya perpecahan efek pesta demokrasi terjadi kubu-kubuan sampai tingkat bawah yang mengakibatkan pengkotakan, sedikit banyak ini menjadi penghalang dalam pencapaian visi. Sebagai pemimpin saya selalu berupaya merangkul seluruh elemen masyarakat, kita ajak untuk bersatu dan berperan dalam pembangunan, minimal dengan berdoa sudah sangat membantu, selalu terbuka ruang diskusi sehingga tidak menjadi ‘hoax'”, ucap Bupati mengawali.
“Sekarang ini ‘tensi’ sudah mulai menurun dan semoga ke depannya akan tetap kondusif. Dari pengalaman saya, pesta demokrasi kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya ‘keos’, disini dibutuhkan kontrol diri dari kita semua untuk menghindari kerugian bersama “, lanjut Bupati.
Pada kesempatan tersebut, Bupati menjawab berbagai pertanyaan peserta diskusi serta menjelaskan gambaran umum pembangunan Tapanuli Utara serta pentingnya Universitas Negeri umum.
“Saya masih fokus pada pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk membuka koneksi seluruh daerah terutama dusun-dusun yang masih terisolasi”.
“Terkait pertanyaan upaya mendukung kemajuan pariwisata Danau Toba, saya menilai perlunya sinergitas antara regulasi Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Daerah, membangun Danau Toba tidak bisa sendiri-sendiri. Kita sudah usulkan pembangun jalan strategis yang terkoneksi dengan tempat wisata di Tapanuli Tengah dan pulau Nias dan juga koneksi ke Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei”, lanjut Bupati.
Bicara tentang kondisi Tapanuli Raya secara keseluruhan adalah bahwa perputaran ekonomi masyarakat masih sangat rendah, usia produktif kita minim.
‘’Saya menilai dengan berdirinya universitas negeri umum ini sebagai triger utama yang cepat dan tepat dapat menjadi solusi berbagai problem, ini akan memberikan multi efek. ini juga penting untuk menghentikan eksport duit dari Tapanuli Raya”, ungkap Bupati
“Jika melihat dari sisi hulu permasalahan, saya menilai masih perlu ada suatu kajian akan pentingnya sistem pendidikan dengan konsep ‘satu pintu’ sehingga out put dan goalnya lebih terarah, selain pendidikan TNI-Polri cukup satu kementerian yang menangani pendidikan. Kita juga diperhadapkan dengan adanya moratorium yang tidak memperbolehkan pendirian universitas negeri yang baru sehingga satu-satunya alternatif adalah peningkatan sekaligus pengalihan IAKN menjadi Universitas Negeri yang bersifat umum, ide ini juga didukung hasil kajian oleh Sucofindo dan juga pihak USU”, papar Bupati.
“Terkait adanya perbedaan pendapat antara Universitas Negeri Tapanuli dan Universitas Kristen Negri mari memberikan analisis dan kajian masing-masing, selanjutnya kita serahkan kepada pimpinan atasan sebagai penentu tanpa perlu ada perpecahan”, harap Bupati.
Dalam tanggapan Jahmada Girsang selaku Direktur LBH Pewarna menjelaskan agar masyarakat mampu berdemokrasi secara positif.
“Saya setuju dengan penjelan Pak Bupati termasuk dalam berdemokrasi. Kita harus bisa membedakan antara kritikan dengan hinaan, silahkan mengkritisi kebijakan jangan menyerang pribadi “, ujar Jahmada Girsang.(tony)