Industri Kecil Dodol Pasar Bengkel Terancam Gulung Tikar

Loading

Aspian Hadi bersama istri Puput Fuji

MEDAN, (tubasmedia.com) –Sedikitnya 70 dari 126 pedagang yang sekaligus produsen dodol di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) kawasan Desa Pasar Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara telah menutup usahanya. Pasalnya, pembeli sudah tidak ada sehubungan telah dibukanya jalan tol Medan-Tebing Tinggi.

‘’Konsumen kami yang adalah pengguna kendaraan bermotor tak lagi mampir disini karena mereka umumnya sudah langsung masuk tol baik yang dari Medan maupun arah sebaliknya,’’ kata Aspian Hadi pemilik Dodol Tekad saat ditemui kemarin di tempat usahanya, Pasar Bengkel.

Aspian adalah satu dari seratusan pemilik industri kecil makanan yang mengaku bahwa usaha tersebut sudah ditekuni secara turun temurun. Aspian mengaku dirinya merupakan generasi kedua.

Nama Pasar Bengkel sebagai tempat pembelanjaan dodol bagi para pelancong susah dikenal sejak puluhan tahun silam dan nama daerah tersebut-pun sudah tidak asing lagi bagi para pencinta dodol.

Hampir semua kendaraan pribadi maupun kendaraan-kendaraan wisata, saat itu, pasti berhenti di Pasar Bengkel untuk membeli oleh-oleh dodol. Pokoknya Pasar Bengkel tidak pernah sepi dari serbuan pembeli selama 24 jam.

Namun saat ini, pemandangan itu sudah tidak ada lagi. Sirna. Bahkan bisa dikatakan, tak ada satu-pun kendaraan yang berhenti untuk membeli oleh-oleh dodol, sebab semua kendaraan dari arah Medan dan sebaliknya sudah menggunakan jalan tol.

‘’Hidup kami semua disini terancam. Dampak dibukanya jalan tol Medan-Tebing Tinggi bukan main ganasnya,’’ kata Aspian.

Aspian menjelaskan bahwa ketika jalan tol tersebut belum ada, dirinya setiap hari bisa memasak dodol sedikitnya enam kuali isi 15 kg dan selalu habis terjual. Belum lagi jenis makanan dan minuman lainnya.

Namun saat ini kata pria berambut gondrong itu, dimasak tiga kuali satu minggu-pun, belum tentu habis terjual. ‘’Selalu ada yang sisah dan jika sudah tak terjual, namanya makanan basah, pasti tidak bisa disimpan dan akhirnya terbuang,’’ jelasnya.

Aspian yang saat itu didampingi istrinya, Puput Fuji mengutarakan harapannya kepada pihak-pihak yang berwewenang untuk dapat memberi jalan keluar bagi para pemilik industri kecil dodol.

‘’Kami sendiri sudah buntu dan tidak tahu mau berbuat apa. Padahal sumber kehidupan warga di daerah ini adalah memproduksi dodol. Kami mohon pemerintah bersedia membantu kami agar bisa keluar dari keadaan kami sekarang ini,’’ ucapnya.

Salah satu harapan para pengusaha kecil dodol Pasar Bengkel lanjut Aspian adalah, sekiranya pemerintah atau pengelola jalan tol memberi fasilitas bagi mereka untuk bisa mendapatkan tempat berjualan di rest area sepanjang jalan tol Medan-Tebing Tinggi.

Harapan itu diutarakan sebagai upaya jemput bola mengikuti arah konsumen . Sebab dengan demikian kata Aspian, penggemar dodol bisa mereka layani di rest area jalan tol.

‘’Kami sangat mengharap adanya bantuan itu agar kami warga Pasar Bengkel bisa keluar dari kemelut ini dan kami bisa dapat bertahan hidup,’’ katanya.

Ketua Kadin Medan, Arman Chandra

Tokoh Serdang Bedagai, Dimana?

Sementara itu Ketua Kadin Medan, Arman Chandra mengatakan bahwa permintaan para pengusaha industri kecil dodol di Pasar Bengkel untuk berusaha di rest area jalan tol, tidaklah berlebihan dan sangat wajar.

Namun menurut Arman yang ditemui di ruang kerjanya menyebut, selain jemput bola di rest area, para pengusaha industri kecil dodol, juga harus meningkatkan mutu produk, melakukan promosi dan juga mempercantik kemasan.

‘’Tidak ada salahnya mereka jemput bola ke rest area, tapi mereka juga harus melakukan inovasi pada produknya sehingga konsumen tetap mencari dodol Pasar Bengkel dimana-pun tempatnya,’’ kata Arman.

Ketua Kadin Medan itu selanjutnya bercerita bahwa dulu ketika belum ada jalan tol, konsumen dari Medan pencinta dodol Pasar Bengkel mau dan rela menempuh jalan sekitar empat jam.

‘’Kenapa itu bisa terjadi ?,’’ tanya Arman.

Selanjutnya dikatakan bahwa dengan pindahnya usaha mereka ke rest area, dikhawatirkan nama Pasar Bengkel akan sirna padahal dodol Pasar Bengkel  adalah aset daerah yang harus dipertahankan.

Harus dicatat, kata Arman, dodol Pasar Bengkel itu merupakan histori, cikal bakal dodol yang tidak bisa dilupakan bahkan harus dilestarikan dan jangan hilangkan warisan itu.

‘’Yang paling baik adalah tetap mempertahankan Pasar Bengkel sebagai area produksi dodol. Berbagai cara dapat ditempuh memikat minat pembeli untuk datang belanja dodol ke Pasar Bengkel,’’ kata Arman.

Namun kata Arman, jangan biarkan para pemilik industri kecil dodol itu berjuang sendiri, akan tetapi perlu pendampingan dari semua pihak terutama dari para tokoh yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

‘’Silahkanlah para tokoh yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai turun tangan, dampingi mereka agar mereka bisa segera keluar dari kemelut,” tegas Arman. (sabar)

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS