Pelemahan Rupiah Pukul Industri Kelapa Sawit
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan industri kelapa sawit nasional sangat terpukul dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Apalagi industri yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS.
Katanya saat ini, industri sawit hanya bisa bertahan. Sementara untuk ekspansi bisnis, rasa-rasanya sulit. Semua karena, ya itu tadi, pelemahan nilai tukar rupiah.
Untuk itu, Joko meminta agar pemerintah memberikan perhatian demi kelangsungan hidup industri sawit nasional. “Harus ada dukungan dari pemerintah agar industri ini bisa bertahan dan menguasai pasar internasional,” kata Joko di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Ya, Joko benar. Meski produk kepala sawit berupa minyak (CPO/crude palm oil) serta produk turunannya banyak di ekspor, tak membawa berkah meski dolar AS sedang tinggi. Karena, perkembangan harga CPO terus melorot.
Bahkan, kata Joko, industri sawit yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS merasa sangat terpukul dengan perkembangan ini. Hanya saja, Joko tak menyebut berapa jumlah industri yang memiliki tanggungan utang dalam bentuk dolar AS, serta nilainya.
“Dalam kondisi ekonomi melambat ini banyak pelaku usaha (kelapa sawit) mengencangkan ikat pinggang. Makanya kita butuh dukungan pemerintah,” papar Joko. (ril/roris)