Pekan ini Pasar Obligasi Masih Melanjutkan Pola Konsolidasi

Loading

obligasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, laju pasar obligasi terlihat mulai tipis pergerakannya sepanjang pekan kemarin. Mulai adanya aksi-aksi profit taking seiring dengan variatifnya sentimen yang ada membuat pelaku pasar kembali memilih untuk mengamankan posisi.

Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi Pemerintah yang mulai mengalami penurunan harga seiring dengan mulai meningkatnya yield yang merata pada seluruh tenor. Kenaikan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (4-7 tahun).

“Pergerakan yield tenor pendek mengalami kenaikan tipis dan sementara untuk tenor menengah dan panjang mengalami kenaikan yang cukup besar,” kata Reza, Senin (16/2/15).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan rata-data yield 12,67 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yield sekitar 33,84 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami kenaikan yield hingga 31,03 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±5 tahun cenderung melemah harganya hingga -95,37 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±10 tahun juga turun harga hingga -224,60 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk seri Seri SPN-S11082015 (new issuance) dengan tingkat imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 11 Agustus 2015; Seri PBS006 (new issuance) dengan tingkat imbalan 8,25% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020; Seri PBS007 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 9,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2040; dan Seri PBS008 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 7,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016 pada hari Selasa, tanggal 10 Februari 2015.

“Total penawaran yang masuk sebesar Rp11,62 triliun dimana seri PBS008 memiliki penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp 4,51 triliun dengan nilai yang dimenangkan ialah sebesar Rp850 miliar,” ungkap Reza.

Di sisi lain, untuk total keseluruhan penawaran yang dimenangkan hanya Rp 2,32 triliun. Total penawaran yang masuk lebih rendah dari total penawaran yang masuk sebelumnya sebesar Rp 19,06 triliun namun, dengan penyerapan yang lebih tinggi.

Dari empat seri SBSN yang di tawarkan, Pemerintah menyerap 3 seri SBSN dimana PBS007 tidak diserap. Pergerakan pasar obligasi yang masih menguat meski diiringi beberapa sentimen negatif membuat permintaan akan tingkat yield masih menurun karena telah terkompensasi dengan pergerakan harganya yang meningkat meski tipis.

Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk setiap seri antara lain Seri SPN-S11082015 (5,84%); Seri PBS006 (7,26%); dan Seri PBS008 (6,89%). Dari sisi bid to cover ratio memperlihatkan bahwa angka yang paling besar rasionya senilai 8,01x pada seri Seri SPN-S11082015 sehingga memberikan gambaran bahwa banyak pelaku pasar yang masih lebih memilih lelang obligasi jangka pendek untuk ditransaksikan karena lebih likuid dan berdurasi lebih pendek. Seri SPN-S11082015 memiliki jatuh tempo yang lebih cepat / pendek dibandingkan dengan jatuh tempo suku bunga SUN lainnya.

“Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya dimana ada kecenderungan laju pasar obligasi akan bergerak konsolidasi di pekan kemarin. Pada pekan ini pun laju pasar obligasi kurang lebih tidak jauh berbeda dengan pekan sebelumya dimana masih akan cenderung melanjutkan pola konsolidasinya,” ungkap Reza.

Meski di pekan ini akan dirilis BI rate dimana diperkirakan akan tetap di level saat ini namun, tampaknya pelaku pasar telah price in. Namun, demikian masih diharapkan laju pasar obligasi bisa lebih baik dari pekan sebelumnya seiring dengan membaiknya sentimen global.

“Sepanjang pelaku pasar tidak banyak melakukan aksi jualnya maka laju pasar obligasi pun tidak akan turun negatif signifikan. Dengan demikian, jikapun terdapat pelemahan lanjutan maka kami harapkan tidak akan terlalu dalam pelemahannya,” imbuh Reza.

Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang ±50 hingga 150 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada. (angga)

CATEGORIES
TAGS