Pasar Obligasi Minggu Ini Diperkirakan Menguat

Loading

011214-ekbis5

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, laju pasar obligasi sepanjang pekan kemarin masih melanjutkan penguatannya seiring masih adanya pelaku pasar yang melakukan aksi beli.

“Tidak banyaknya sentimen negatif yang mengharuskan pasar obligasi turun, dimanfaatkan pelaku pasar untuk masih terus melakukan aksi beli,” kata Reza, Senin (1/12/14).

Di sisi lain, lanjut Reza, meski laju Rupiah cenderung tertekan dengan kembali menguatnya US$, namun, tidak banyak ditanggapi negatif. Aksi beli masih terjadi meski terlihat mulai berkurang penguatannya.

Pergerakan yield secara mingguan masih mengalami pergerakan yang positif dimana mengalami penurunan di hampir seluruh tenor. Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 2,63 bps; tenor menengah (5-7 tahun) juga mengalami penurunan yield sekitar 6,73 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami pelemahan yield sekitar 8,68%an.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±5 tahun masih melanjutkan kenaikan 8,06 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±10 tahun mengalami kenaikan harga 60,6 bps.

“Dengan telah terpenuhinya target pembiayaan dalam APBN tahun 2014 yang bersumber dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di pasar perdana dalam negeri maka lelang tersebut di pekan kemarin ditiadakan,” jelas Reza.

Setelah dalam beberapa minggu laju pasar obligasi kian menunjukkan penguatan namun, harus tetap terjaga laju penguatan tersebut dengan sentimen maupun kabar yang positif juga.

Diharapkan sentimen di pekan ini dimana rilis terbaru dari data-data BPS dapat dihasilkan respon yang baik sehingga laju kenaikan tersebut dapat berlanjut.

“Kami estimasikan jika kondisinya dapat positif maka diperkirakan laju pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rerata sebanyak 20-35 bps,” ujar Reza.

Tetapi, jika sentimen tersebut langsung dimanfaatkan untuk profit taking pasca menguat dalam beberapa minggu maka sebaliknya harga obligasi pun akan berpotensi melemah hingga minimal rerata 15-20 bps. “Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada,” tegas Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS