Parpol Pendukung Ganjar Saatnya Bergerak ke Luar Memeluk Rakyat

Loading

Oleh: Sutrisno Pangaribuan

KOMUNIKASI dan kerjasama politik PDIP pasca pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bacapres 2024, semakin menarik. Pasalnya, pasca pengumuman itu, pertemuan beruntun  antar pimpinan parpol telah terjadi bahkan semakin intens.

Sebut saja misalnya,  Minggu (30/4/2023), PDIP meresmikan kerjasama politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dimana sebelumya, Ketum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT) mendatangi Istana Negara pada Rabu (26/4/2023) yang kemudian dilanjutkan pertemuan HT dengan Presiden Jokowi, Senin (15/5/2023).

Sementara itu, bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo, Senin (29/5/2023) juga bertemu dengan HT di iNews Tower Jakarta dan Jumat (9/6/2023) PDIP akan menandatangani kerjasama politik dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) juga dan DPP PDIP kembali akan menggelar silaturahmi dan kerjasama politik dengan DPP Partai Perindo dimana sebelumnya, Jumat (2/6 /2023) DPP PDIP menggelar silaturahmi politik dengan DPP PAN.

Menarik, meskipun belum membentuk wadah kerjasama politiknya seperti Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), kedua Parpol justru mendukung Ganjar. Semakin menarik karena kerjasama politik PDIP sebagai partai besar justru memulai kerjasama politik dengan partai kecil.

Kongres Rakyat Nasional ( Kornas ) sebagai rekan juang politik Jokowi sejak 2014 dan telah memutuskan berjuang bersama Ganjar Pranowo sejak 2022 konsisten mendukung koalisi ramping.

Mewujudkan Kemenangan

Koalisi ramping akan menghasilkan gerakan “berlari” yang lebih kencang daripada koalisi gemuk. Untuk mewujudkan kemenangan Ganjar, Kornas menyampaikan pandangan dan sikap sebagai berikut:

Pertama, bahwa kerjasama politik dengan partai parlemen sudah cukup dengan PPP. Selanjutnya PDIP lebih baik fokus menggalang kerjasama politik dengan partai non parlemen dan partai baru.

Kedua, bahwa kerjasama dengan partai kecil pasti lebih efektif dan efisien. Kebutuhan partai kecil untuk memenuhi parliamentary treshold akan memaksanya bekerja maksimal untuk mendukung sekaligus mendompleng Ganjar.

Ketiga, bahwa partai kecil tidak meminta syarat yang berlebihan dalam membuat kerjasama politik. Partai kecil tidak banyak maunya dan pasti tidak sombong.

Keempat, bahwa kemenangan di Pilpres tidak ditentukan oleh banyak dan besarnya koalisi Parpol. Kemenangan ditentukan oleh “Koalisi Besar: Koalisi Bersama Rakyat”.

Kelima, bahwa koalisi Parpol pendukung Ganjar sudah saatnya menampilkan hal berbeda dengan koalisi lain. Konsepsi ide, gagasan dan program politik sudah saatnya disampaikan sebagai tawaran politik ke publik.

Keenam, bahwa hingga Selasa (5/9/2023), bacapres Ganjar masih harus mengurus rakyat dan daerah sebagai Gubernur Jawa Tengah. Maka aktivitas Ganjar sebagai bacapres harus dilakukan pada akhir pekan dan hari libur tanpa menggunakan fasilitas gubernur. Ganjar harus menampilkan sosok pemimpin yang taat aturan, termasuk meminta izin pada Menteri Dalam Negeri setiap kali meninggalkan Jawa Tengah.

Ketujuh, bahwa Parpol pendukung Ganjar diminta untuk bergerak ke luar menyapa, membujuk dan memeluk rakyat. Kegiatan seremonial berupa pertemuan, rapat dan deklarasi Parpol tidak terlalu menarik bagi rakyat terutama bagi generasi milenial dan generasi Z.

Kornas meyakini bahwa kehadiran Perindo bersama PPP dan Hanura akan memperkuat kerjasama politik dengan PDIP dalam menghadapi Pemilu 2024.(Penulis adalah Presidium Kongres Rakyat Nasional – Kornas, tinggal di Jakarta)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS