Parlemen Thailand Adakan Pemungutan Suara Untuk Larang Perdagangan Ibu Pengganti Komersial

Loading

529926-interpol-investigates-japanese-baby-maker
BANGKOK, (tubasmedia.com) – Parlemen Thailand telah memutuskan untuk melarang perdagangan ibu pengganti komersial setelah adanya kemarahan masyarakat atas tidak adanya aturan baku mengenai hal tersebut.

RUU, yang dibacakan pertama kali pada Jumat (28/11/2014) didukung oleh 177 orang, dengan mengatakan bahwa pelanggar bisa menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara.

Pada bulan Agustus media internasional melaporkan bahwa pasangan asal Australia diduga meninggalkan anak dari ibu pengganti karena ia mengalami Down Sindrom. Kemarahan atas perdagangan ibu pengganti Thailand semakin meningkat ketika seorang pria Jepang diketahui telah menjadi ayah dari sembilan bayi pengganti.

Junta militer Thailand, yang merebut kekuasaan pada bulan Mei, berjanji untuk mengakhiri praktik perdagangan ibu pengganti komersial. “Kami ingin mengakhiri gagasan ini dalam pikiran orang asing bahwa Thailand adalah pabrik bayi,” kata anggota parlemen Thailand, Wallop Tungkananurak, kepada kantor berita AFP.

Ibu pengganti komersial di Thailand sebenarnya telah dilarang oleh Konsil Kedokteran negara tersebut pada tahun 1997. Badan tersebut secara eksplisit mengatakan “tidak ada kompensasi yang dapat dilakukan untuk seseorang yang melakukan donor gamet.

Konsil Kedokteran juga menambahkan bahwa wanita yang membawa bayi harus memiliki hubungan darah dengan salah satu pihak dari pasangan yang menyewanya.

Namun demikian, industri ibu pengganti telah booming bermunculan di Thailand, dan menarik banyak orang asing untuk menggunakan jasa tersebut.

Dan baru-baru ini Thailand juga telah dihebohkan oleh sejumlah skandal dalam praktik perdagangan ibu pengganti nya.

Yang pertama datang ketika seorang ibu pengganti Thailand menuduh bahwa pasangan Australia David dan Wendy Farnell telah meninggalkan dirinya dengan bayi yang bernama Gammy, karena bayi tersebut menderita penyakit jantung bawaan dan infeksi paru-paru. Ironisnya saudara kembar Gammy yang dinyatakan sehat di bawa pulang oleh pasangan Australia tersebut.

Pattharamon Chanbua lebih lanjut menyatakan bahwa pasangan tersebut telah memintanya untuk mengakhiri kehamilan, melanggar kepercayaan Buddha, ketika mereka menyadari program Gammy telah dinonaktifkan.

Sementara itu keluarga Farnells membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan kepada media Australia bahwa mereka ingin anak kedua tersebut tetapi Ms Chanbua bersikeras merawatnya.

Di bawah hukum Thailand, ibu pengganti dipandang sebagai ibu secara hukum untuk anak-anak yang mereka lahirkan. (rizal)

CATEGORIES
TAGS