Sektor IKFT Harus Menjadi Tuan di Negeri Sendiri

Loading

suasana diskusi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus mendorong hilirisasi sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat. Bahkan sektor IKFT harus menjadi tuan di negeri sendiri.

“Saya masih optimistis, sektor IKFT terus tumbuh positif, termasuk nanti di semester ke II tahun 2023 ini. Sektor IKFT memberikan kontribusi besar hingga 20 persen terhadap PDB industri nonmigas, bahkan tren ekspornya juga cukup bagus,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito dalam diskuis dengan wartawan di Jakarta, Senin (28/8).

Sejumlah sektor IKFT katanya, termasuk yang mendapat prioritas pengembangan, karena kinerjanya yang semakin meningkat di tengah tekanan dampak perekonomian global yang belum stabil.

Menurutnya, adanya momentum pemilihan umum pada tahun 2024, akan turut mendongkrak kinerja sektor industri tekstil dan produk tesktil (TPT).

“Di tahun politik dan masa kampenye nanti, kami mendorong pelaku industri bisa merebut peluang, khususnya produsen tekstil dan garmen. Karena pasti butuh kaos dan spanduk,” katanya.

Dalam upaya pengoptimalan produk dalam negeri, Kemenperin aktif melaksanakan program business matching. Misalnya, beberapa waktu lalu, Ditjen IKFT telah memboyong para pelaku industri binaannya mengunjungi IKN Nusantara.

“Ini menjadi upaya kami untuk memaksimalkan penyerapan produk IKFT, karena sebagian besar rata-rata nilai TKDN produknya sudah di atas 40 persen. Artinya, produk tersebut sudah wajib dibeli. Dari total pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, kami menargetkan minimal 30 persen produk-produk IKFT dari industri dalam negeri turut berkontribusi,” lanjutnya.

Diperlukan Koordinasi

Guna mencapai sasaran tersebut, menurut Warsito diperlukan koordinasi yang kuat dengan para pemangku kepentingan terkait. Hal ini untuk membangun ekosistem industri secara terintegrasi dan holistik.

“Salah satu caranya adalah memacu hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah yang tinggi terhadap bahan baku dalam negeri,” imbuhnya.

Di sektor kimia hilir, Ditjen IKFT sedang mendorong peningkatan hilirisasi komoditas karet menjadi produk turunan yang bernilai tambah tinggi seperti produk karet untuk mendukung pembangunan infrastruktur.

“Produknya itu dapat digunakan di pelabuhan atau bendungan. Upaya ini diyakini dapat menekan impor atau sejalan dengan kebijakan substitusi impor,” kata Warsito menambahkan potensi hilirisasi barang karet tersebut karena Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand.

“Jadi, potensi penggunaannya cukup besar, sehingga perlu ditingkatkan lagi produktivitasnya,” imbuhnya.

Apalagi, industri di dalam negeri sudah banyak yang mengolah crumb rubber menjadi beragam produk turunan yang bernilai tambah tinggi. “Untuk produk ban, sudah 70 persen diekspor. Saat ini, kami terus memacu produksi ban radial untuk kendaraan besar dan alat berat,” tuturnya. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS