Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Meningkat

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah pada bulan September 2011 mencapai posisi 105,89 atau meningkat 2,77 dibanding Desember 2010 sebesar 103,12. Pada periode ini NTP Jawa Tengah lebih tinggi dibanding posisi NTP nasional yaitu 105,17.

Dibanding bulan Agustus 2011, NTP September naik sebesar 0,02 dari 5 sub sektor pertanian NTP sub sektor perkebunan rakyat dan NTP sub sektor peternakan mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,96 dan 0,19, sedangkan NTP sub sektor tanaman pangan naik 0,16, NTP sub sektor hortikultura naik 0,03 dan NTP sub sektor perikanan naik 0,34.

Tingginya NTP menunjukkan bahwa petani Jawa Tengah semakin sejahtera, karena NTP yang diperoleh merupakan hasil perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga dibayar petani (Ib) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani. NTP juga menggambarkan nilai tukar produk pertanian terhadap barang/jasa yang dikonsumsi petani, biaya produksi dan pembentukan barang modal, yang berarti semakin tinggi NTP semakin tinggi pula kemampuan atau daya beli petani.

Guna meningkatkan NTP, dengan disemangati gerakan Bali Ndeso Mbangun Deso, Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo baru-baru ini di kantornya, menyampaikan bahwa Pemprov Jawa Tengah terus mengembangkan berbagai kegiatan untuk meningkatkan produktivits tanaman padi. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pembelajaran petani melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Pada tahun 2011, SL-PTT Padi Non Hibrida dilakukan di 34 kabupaten dengan areaseluas 175.000 ha, SL-PTT Padi Hibrida dilakukan di 12 kabupaten seluas 5.300 ha, SL-PTT Lahan Kering dilakukan di 18 kabupaten seluas 27.100 ha, SL-PTT Jagung Hibrida di 30 kabupaten seluas 134.125 ha, dan SL-PTT Kedelai dilakukan di 24 kabupaten dengan areal seluas 134.125 ha. (yon)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS