Nasib LPTK di Ujung Tanduk

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, nasib Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dan lulusannya berada di ujung tanduk jika tidak segera dibenahi.

Retno mengatakan setelah pemerintah menghapuskan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan sekolah pendidikan guru sejenis, kualitas lulusan keguruan menurun. Pasca-dibubarkannya sekolah-sekolah pendidikan guru dan dimasukkannya jurusan keguruan dan ilmu pendidikan ke dalam universitas, jurusan ini kalah bersaing dengan jurusan lain di universitas.
Retno mengatakan, pembenahan guru, baik yang sedang menempuh pendidikan menjadi guru dan yang sudah menjadi guru, serta dosen, harus segera dilakukan.

Beberapa cara yang ia rekomendasikan, antara lain, membangun budaya ilmiah sehingga daya kritis tenaga pengajar terbangun, memberikan kesempatan untuk bersekolah dan menimba ilmu bagi para pendidik, pelatihan guru secara berkala dan rutin, memberikan kebebasan berorganisasi serta memperlakukan guru sebagai tenaga profesional. “Jika dihargai sebagai tenaga professional, maka kesejahteraannya tidak akan berbeda dengan profesi lainnya,” ujarnya pekan lalu.

Pelatihan, jika mencontoh kepada Singapura dan Finlandia, dilakukan paling tidak 100 jam dalam setahun. Pelatihan berkala akan membuat mutu guru terjaga. Dengan diperbolehkannya sarjana nonpendidikan menjadi guru, maka lulusan LPTK akan semakin tersisih. Retno mengatakan, mutu sarjana nonpendidikan jauh lebih baik ketimbang sarjana pendidikan dari LPTK. (red/anthon)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS