Menunggu Sulteng Ekspor Stainless Steel
MOROWALI, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo mengharapkan Sulawesi Tengah tidak lagi mengekspor raw material atau barang mentah, tetapi minimal barang setengah jadi. Jokowi meresmikan pembangunan smelter industri pengolahan nikel PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (29/5/2015) siang.
“Saya berikan target, minimal tiga tahun harus bisa memproduksi barang jadi, bukan raw material. Nantinya harus sudah stainless steel,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan seusai membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tegah, Jumat (29/5) sore.
Presiden menyebutkan, jika diekspor dalam bentuk raw material nikel Sulteng hanya dihargai 30 dolar AS per metrik ton. Sementara kalau sudah diolah menjadi setengah jadi harganya naik drastis jadi 1.300 dolar AS per metrik ton. Dan kalau diekspor dalam bentuk stainless steel dihargai 2.600 dolar AS/metrik ton.
“Ini akan memberi nilai tambah, akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Morowali. Bisa tanya ke gubernur berapa pertumbuhan ekonomi Morowali, 17 persen. Karena apa? Karena adanya investasi,” tuturnya, seperti dipetik dari laman Setkab.
Presiden mengingatkan daerah-daerah lain agar memikirkan hal yang sama, jangan sampai mengekspor barang tambang dalam bentuk barang mentah. Namun, harus diolah sehingga ada nilai tambah bagi negara kita.
Mengenai kemungkinan memberikan insentif bagi investor yang mau membangun smelter, Jokowi mengatakan, kalau memang memberikan nilai tambah, semua akan dikalkulasikan. “Menteri Keuangan yang memberika tax holiday, tapi pengajuannya ada hitung-hitungannya,” katanya.
b
Presiden mengatakan, jika hilirisasi bahan mentah di luar Jawa, itu akan mempersempit pergerakan bahan mentah antarwilayah barat dan timur, dan juga dari luar Jawa ke Jawa. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah mulai menggeser industry ke luar Jawa.
Dikemukakan, selama ini industri terlalu difokuskan pada kawasan barat Indonesia. Namun, kini tidak lagi. Dia yakin pengembangan kawasan industri ke kawasan timur akan mampu meratakan pembangunan
“Kebijakan kita sekarang menyebarkan industri tidak hanya di Jawa, tapi juga di luar Jawa, di Indonesia bagian timur,” katanya. (ril/ender)
“Saya berikan target, minimal tiga tahun harus bisa memproduksi barang jadi, bukan raw material. Nantinya harus sudah stainless steel,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan seusai membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tegah, Jumat (29/5) sore.
Presiden menyebutkan, jika diekspor dalam bentuk raw material nikel Sulteng hanya dihargai 30 dolar AS per metrik ton. Sementara kalau sudah diolah menjadi setengah jadi harganya naik drastis jadi 1.300 dolar AS per metrik ton. Dan kalau diekspor dalam bentuk stainless steel dihargai 2.600 dolar AS/metrik ton.
“Ini akan memberi nilai tambah, akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Morowali. Bisa tanya ke gubernur berapa pertumbuhan ekonomi Morowali, 17 persen. Karena apa? Karena adanya investasi,” tuturnya, seperti dipetik dari laman Setkab.
Presiden mengingatkan daerah-daerah lain agar memikirkan hal yang sama, jangan sampai mengekspor barang tambang dalam bentuk barang mentah. Namun, harus diolah sehingga ada nilai tambah bagi negara kita.
Mengenai kemungkinan memberikan insentif bagi investor yang mau membangun smelter, Jokowi mengatakan, kalau memang memberikan nilai tambah, semua akan dikalkulasikan. “Menteri Keuangan yang memberika tax holiday, tapi pengajuannya ada hitung-hitungannya,” katanya.
Presiden mengatakan, jika hilirisasi bahan mentah di luar Jawa, itu akan mempersempit pergerakan bahan mentah antarwilayah barat dan timur, dan juga dari luar Jawa ke Jawa. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah mulai menggeser industry ke luar Jawa.
Dikemukakan, selama ini industri terlalu difokuskan pada kawasan barat Indonesia. Namun, kini tidak lagi. Dia yakin pengembangan kawasan industri ke kawasan timur akan mampu meratakan pembangunan
“Kebijakan kita sekarang menyebarkan industri tidak hanya di Jawa, tapi juga di luar Jawa, di Indonesia bagian timur,” katanya. (ril/ender)