Menperin Optimistis Reindustrialisasi Mulai 2017

Loading

????????????????????????????????????

SEBELUM ACARA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (kiri) serta Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto (kanan) sebelum acara FGD Industri Pilihan KEIN dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045 di Bogor, Jawa Barat, 9 Desember 2016.-tubasmedia.com/ist

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimis dapat mengembalikan kebangkitan industri nasional (reindustrialisasi) mulai tahun 2017.

Namun, harapan ini perlu membutuhkan komitmen kuat mulai dari stakeholders di hulu sampai hilir, pembuat kebijakan, hingga para pelaku industri.

“Saat ini, saya diamanahkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kembali kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia,” kata Airlangga ketika menjadi Pembicara Kunci pada Focus Group Discussion Industri Pilihan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045 (Roadshow I – Institut Pertanian Bogor) di Bogor, Jumat (9/12).

Keyakinan Menperin ini didorong dengan berbagai upaya dan kebijakan pemerintah yang telah dan akan dilakukan, antara lain menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan  paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan penurunan harga gas industri.

“Apabila semua itu berjalan baik, target yang ditetapkan bisa tercapai dengan pertumbuhan industri sebesar 5,4 persen, di atas pertumbuhan ekonomi pada tahun depan,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, pertumbuhan industri pada tahun 2016 diproyeksikan sekitar 4,8-5,2 persen.

Airlangga menambahkan, Presiden Jokowi juga telah memberikan arahan, peningkatan investasi industri dipacu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja.

“Target petumbuhan ekonomi tahun 2017 sekitar 5,2 persen dan tahun 2018 sebesar 7 persen, sedangkan untuk investasi tahun 2017 mencapai Rp 600 triliun dan tahun 2018 sebanyak Rp 800 triliun,” tuturnya.

Bahkan, di dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 yang memuat visi dan misi serta strategi pembangunan industri, pemerintah memiliki beberapa sasaran kuantitatif pembangunan industri secara gradual hingga 2035.

Sasaran itu, sebut Airlangga, antara lain pertumbuhan sektor industri nonmigas sebesar 10,5 persen, kontribusi industri non migas terhadap PDB sebesar 30 persen, serta kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor sebesar 78,4 persen atau meningkat dari posisi 2015 yang mencapai 70 persen.

Untuk mencapai sasaran tersebut, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar, langkah strategisnya dibagi tiga tahap. Pertama, periode 2015-2019, difokuskan untuk meningkatkan nilai tambah dan mengoptimalkan sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri melalui hilirisasi industri. “Arahnya pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif,” paparnya.(ril/sabar)

 

 

CATEGORIES
TAGS