Memaknai Berbagai Macam Keinginan (1)

Loading

Oleh: Benny Hartanto

ilustrasi

SETIAP orang, baik yang masih kanak-kanak, dewasa maupun yang sudah tua, pasti mempunyai keinginan. Sepanjang hidup semenjak nalar mulai bekerja sampai pikun keinginan selalu meliputi pikiran manusia. Kalau suatu keinginan bisa terpenuhi tentunya akan mendatangkan kesenangan.

Tetapi kalau tidak, dapat membebani pikiran dan tidak jarang akan menimbulkan masalah. Oleh karenanya, dalam tulisan ini akan dicermati apa sebenarnya makna dari suatu keinginan dan bagaimana menyikapi keinginan yang senantiasa timbul.

Keinginan atau kehendak adalah pikiran untuk memiliki sesuatu, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani maupun rokhani. Misalnya: ingin punya mobil, ingin jadi tentara, ingin dapat jodoh, ingin meneruskan sekolah, ingin jualan barang, ingin punya anak laki-laki, dan sebagainya.

Setiap orang pada umumnya mempunyai banyak keinginan yang silih berganti. Yang satu belum terpenuhi, muncul keinginan yang lain. Jumlah keinginan itu bisa tidak terbatas, adapun sumberdaya atau kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu yang sering terbatas. Sehingga orang tidak bisa memiliki semua yang diinginkan dan harus mencari alternatif yang paling bisa menjangkaunya.

Selain keinginan, ada beberapa kata lain yang sejenis artinya, yaitu kemauan dan harapan. Sama-sama ingin memiliki sesuatu, keinginan/kehendak (want) hanya sekedar ketertarikan terhadap sesuatu yang memungkinkan didapat, sedangkan kemauan (desire) merupakan keinginan yang kuat dan diikuti dengan tindakan yang nyata.

Adapun harapan (wish) biasanya merupakan keinginan yang belum tentu bisa mewujudkannya, tetapi berkeinginan supaya terjadi, makanya disebut impian. Biasanya harapan/impian dimaksudkan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dari keadaan sekarang yang dianggap kurang sesuai.

Disamping itu, ada satu istilah lain yang termasuk dalam satu rumpun dengan keinginan, yaitu yang disebut cita-cita. Arti dari cita-cita (goal) adalah keinginan (kehendak) yang selalu ada dalam pikiran dan merupakan suatu tujuan hidup untuk masa depan yang akan dicapai atau dilaksanakan. Cita-cita dapat berubah sejalan dengan perkembangan jiwa yang bersangkutan dan tuntunan Tuhan yang mungkin diperolehnya.

Keinginan sering dibedakan dengan kebutuhan. Biasanya keinginan itu merupakan sesuatu yang menarik untuk dimiliki atau dirasakan. Sedangkan kebutuhan (needs) adalah sesuatu yang diperlukan agar bisa bertahan hidup lebih lama (survive), seperti keinginan berupa pangan, sandang, papan. Dari sisi ekonomi, antara keinginan dan kebutuhan dianggap sama saja.

Bahkan barang-barang diiklankan untuk memperkenalkan produk baru, menjadikan seolah-olah barang-barang itu lebih baik, membangkitkan keinginan, dan sebenarnya dimaksudkan untuk mempengaruhi pikiran agar menjadikan suatu kebutuhan. Maka harus pandai-pandai menyikapi adanya iklan yang semakin beraneka ragam sekarang ini.

Menyikapi berbagai macam keinginan

Namanya orang hidup, selagi pancaindra masih dapat bekerja ada saja keinginan untuk memiliki sesuatu. Lalu bolehkah kita memiliki banyak keinginan? Tentu boleh, itu sah-sah saja. Yang menjadi masalah, apakah kita mampu mewujudkan keinginan itu? Apalagi kalau harus mengeluarkan dana atau upaya yang di luar jangkauan dan kemampuan kita.

Timbulnya keinginan tidak terlepas dari peran pikiran, walaupun ada yang bermula melalui pancaindra. Pada prinsipnya, keinginan diawali dari niat, yaitu keinginan di hati untuk melakukan sesuatu. Niat datangnya dari pikiran, oleh karenanya perlu diusahakan agar pikiran selalu memikirkan hal-hal yang baik.

Dalam menyikapi adanya berbagai macam keinginan, beberapa hal berikut ini yang perlu dicermati.

Keinginan dan kemauan itu adakalanya baik dan adakalanya buruk. Baik dan buruk ini tentunya dipandang dari sudut tuntunan Ilahi yang ada di kitab-kitab suci. Setiap manusia mempunyai sifat baik dan buruk. Tergantung pada manusia itu sendiri, siapakah yang menang di dalam pertarungan batinnya berniat baik atau buruk.

Oleh karenanya sebagai petunjuk dalam menentukan berbagai macam pilihan keinginan, perlu mempertimbangkan sebaiknya keinginan ditujukan hanya untuk keinginan yang baik yang tidak melanggar larangan Tuhan. Usakankan keinginan hanya untuk perbuatan baik demi keselamatan orang banyak. Jadi, hanya keinginan yang baik yang diperbolehkan dan keinginan yang buruk agar dicegah dan jangan dibiarkan tumbuh. (bersambung)

CATEGORIES
TAGS