Kenali Calon Pemimpin

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

ilustrasi

ilustrasi

PERBENDAHARAAN kita mengenai bakal calon presiden, yang akan bertarung pada Pemilihan Umum 2014, boleh disebutkan sudah memadai. Memang, untuk menyebut sudah lengkap, masih kurang tepat mengingat demokrasi membutuhkan banyak bakal calon yang nantinya mengerucut menjadi calon. Lagi pula, masa pencalonan masih lama. Jadi, munculnya nama-nama baru masih terbuka lebar.

Akan tetapi, dengan perkembangan belakangan ini, antara lain, sudah ada partai politik yang mendeklarasikan capres, yang menyelenggarakan konvensi, dan yang memberikan sinyal akan figur yang bakal dijagokan, patutlah menyebutkan, bursa calon capres sudah memadai. Tentu kita berharap masih muncul lagi bakal calon, terutama yang dikategorikan sebagai figur baru yang layak menjadi pemimpin negara dan bangsa pada masa depan.

Sambil menunggu munculnya capres dan cawapres lainnya, elok pula kita memberikan perhatian khusus mengenai kriteria presiden yang kita butuhkan sebagai pegangan untuk menentukan pilihan, siapa yang cocok memimpin bangsa ini lima tahun ke depan, setelah 2014. Kriteria itu diperlukan agar pemilih secara dini dapat mengenali para calon.

Problem apa saja yang kita hadapi sebagai negara dan bangsa, saat ini? Jawabannya, sudah kita kitahui bersama, kita masih dihadapkan pada beraneka masalah internal. Kita sebut saja mengenai pertumbuhan ekonomi yang belum begitu menggembirakan (angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi), soal penegakan hukum dan kasus korupsi, masalah kebangsaan, dan lain sebagainya, yang sering kita dengar atau baca di media massa.

Oleh karena itu, kita membutuhkan pemimpin yang mampu mempersatukan dalam satu harmoni masyarakat di negara yang terdiri atas berbagai kepulauan, suku bangsa, agama, budaya, dan lain sebagainya. Pemimpin yang mampu mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat di negara yang sejak lama disanjung kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pemimpin yang mampu menghadirkan kesejukan dan keadilan di negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum.

Kita beruntung, karena tidak memiliki masalah eksternal, dengan negara lain, yang tergolong serius. Misalnya, menyangkut masalah perbatasan yang peka dan pelik. Buktinya, sejauh ini kita baik-baik saja dengan negara-negara tetangga. Negara kita pun aktif sebagai anggota berbagai organisasi internasional. Semua kegiatan organisasi internasional, teristimewa pertemuan puncak para kepala negara/kepala pemerintahan selalu kita ikuti. Dengan demikian, boleh dikatakan, negara kita masih terbebas dari masalah dengan negara lain. Kita harapkan kondisi demikian langgeng terus.

Jujur dan Tegas

Sudah banyak pakar dan pengamat menyampaikan pendapat mengenai kriteria pemimpin masa depan sekaligus masalah-masalah apa saja yang mesti diselesaikan. Partai-partai politik pun sudah mengumumkan kriteria calon presiden. Semua kriteria itu terhidang secara terbuka melalui media massa.

Salah satu di antaranya, pendapat Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, dalam satu diskusi di Jakarta, belum lama ini. Ia mengajukan pendapat lima kriteria calon pemimpin yang dimajukan sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Pertama, pemimpin harus bebas dari korupsi. Kedua, pemimpin harus pekerja keras, dialogis, dan cekatan. Ketiga, menghormati HAM dan pluralisme. Keempat, memiliki semangat kemandirian nasional dan tidak berpihak pada kepentingan asing. Kelima, pemimpin harus andal dalam bidang manajemen.

Dari kriteria yang diajukan oleh berbagai pihak selama ini, secara umum dapat disimpulkan, pemimpin bangsa dimaksud hendaknya memiliki sifat jujur, berani, tegas, dan bijaksana. Dalam sifat-sifat itu sudah terakomodasi integritas, humanis, adil, pekerja keras, aspiratif, dan terampil. “Rumusan” ini kelihatannya sederhana, tapi sesungguhnya sangat lengkap apabila dielaborasi dengan kalimat-kalimat panjang.

Kriteria sudah tersedia, tahap berikut, yang sesungguhnya lebih penting, mengenali lebih dekat capres-cawapres, apakah memenuhi kriteria. Pengenalan itu penting agar kelak, di bilik suara, pemilih tidak sampai salah pilih. Salah pilih, tak mungkin dihapus, dan akibatnya akan ditanggung selama lima tahun.

Terkait dengan itu, kita mengharapkan partai politik dan calon pemimpin membuka sejelas-jelasnya rekam-jejak capres-cawapres. Pada sisi lain, kita berharap para pakar dan pengamat dapat mengelaborasi rekam-jejak tersebut secara objektif dan kemudian mengumumkannya, sehingga pemilih memperoleh gambaran utuh mengenai para calon pemimpin.

Dengan pemahaman bahwa pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, sesuai dengan asas demokrasi yang kita anut dewasa ini, lewat pengenalan secara dini calon pemimpin, kita juga berharap politik uang dapat dicegah. Keuntungan sesaat akan dapat dikalahkan oleh keuntungan untuk masa yang lebih lama. Kini, saatnya kita mengenali calon pemimpin yang akan tampil pada Pemilu 2014. Cerdik dan bijak menjatuhkan pilihan akan membawa nikmat berkepanjangan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS