Kemenperin akan Fasilitasi Pendidikan Vokasi Industri Perawatan Pesawat

Loading

2-jpg2

BERBINCANG – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi I Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan berbincang-bincang dengan Ketua Dewan Pimpinan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) Richard Budihadianto beserta pengurus di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 2 Desember 2016.-tubasmedia.com/ist

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian bersama asosiasi industri penerbangan akan terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di bidang perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO). Apalagi, Indonesia diperkirakan butuh sebanyak 12-15 ribu tenaga ahli MRO hingga 15 tahun ke depan.

“Saat ini, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan seusai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) Richard Budihadianto di Jakarta, Jumat (2/12).

Menurut Putu, Kemenperin akan memfasilitasi peningkatan kompetensi SDM kedirgantaraan nasional melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan pelaku industri untuk melaksanakan pendidikan kejuruan yang memenuhi standar nasional maupun international. “Ke depannya, kami aktif terlibat di dalam kegiatan pendidikan vokasi untuk mendorong pengembangan industri penerbangan Indonesia khususnya di sektor MRO,” tuturnya.

Upaya peningkatan SDM tersebut, seiring dengan potensi bisnis industri MRO di Indonesia yang saat ini mencapai USD 920 juta dan akan naik menjadi USD 2 miliar dalam empat tahun ke depan. “Sejak peraturan pemerintah tentang industri jasa penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan pada tahun 2000, pertumbuhan jasa penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir,” ungkap Putu.

Sebelumnya, Menperin Airlangga mengatakan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami  pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.

“Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional hingga naik sekitar delapan persen dan Indonesia adalah merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India,” paparnya.(red)

 

CATEGORIES
TAGS