Kekayaan Alam Desa Wisata Meat, Toba Ditelantarkan
BALIGE, (tubasmedia.com.) – Kabupaten Toba, Sumatera Utara, kaya dengan tempat wisata alam yang sangat indah dan menyejukkan. Mulai dari deretan Bukit Barisan hingga pantai Danau Toba sepanjang perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara hingga perbatasan Kabupaten Simalungun, pandangan mata tidak pernah lepas dari keindahan alam.
Seperti Kecamatan Tampahan misalnya. Kecamatan ini memiliki salah satu desa yang dikenal dengan Desa Meat. Desa ini sungguh sangat kaya dengan panorama yang luar biasa indahnya.
Keindahan Desa Meat ini sungguh sangat layak dijadikan menjadi Obyek Wisata yang dipastikan akan laku ‘’dijual’’ kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun sangat disayangkan, Pemkab Toba tampaknya kurang memberikan perhatian yang maksimal. Kekayaan alam tersebut dibiarkan begitu saja bahkan terkesan ditelantarkan.
Seperti penuturan Edison Simanjuntak, salah seorang warga Desa Meat, yang ditemui tubasmedia.com Minggu 10/9. Dia mengaku bahwa sebenarnya, desanya telah ditetapkan menjadi salah satu Obyek Wisata di Kecamatan Tampahan. Bahkan dua tahun lalu, lanjutnya, Pemkab Toba telah mulai membangun beberapa fasilitas seperti pelabuhan. Namun sejauhmana kelanjutna pembangunan itu tidak jelas rimbanya. Infrastruktur yang ytersedia masih jauh dari rasa nyaman pengunjung.
Selain itu kata Edison, Angkasa Pura II dan PT TPL juga telah membangun fasilitas umum , kamar mandi dan tempat santai lainnya.
‘’Kami sangat berharap Pemkab Toba segera membangun jalan menuju Obyek Wisata sebab jalan menuju kawasan tersebut sangat memprihatinkan, bahkan sulit untuk dilalui, apalagi bagi wisatawan,” sebut Edison.
Pengamatan tubasmedia.com Obyek Wisata Desa Meat dimaksud sangat sepi pengunjung. Bahkan hampir tidak ada wisatawan yang berkunjung, kendati saat hari libur dan Minggu. Demikian juga tempat belanja air minum misalnya, sama sekali tidak ada.
Mirna salah seorang pengunjung asal Rantau Prapat Labuhan Batu kelihatan bingung saat dirinya haus mau beli minuman. ‘’Mau beli minum dimana ya,” Mirna bertanya.
Desa Meat dihuni kurang lebih 300 KK. Di desa tersebut, persis di lokasi wisata, setiap keluarga rata-rata melakoni tenun ulos menjadi primadona sumber penghasilan. Namun tidak sedikit juga bertani di sawah dan menangkap ikan. (edison ompusunggu)