Kebijakan BBM dan TDL akan Pengaruhi Inflasi Kota Solo

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SOLO, (TubasMedia.Com) – Bank Indonesia dalam Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta 14 Februari di Kantor Bank Indonesia Solo, menghasilkan kesimpulan, bahwa harga sebagian besar komoditas relatif stabil, khusus komoditas beras berada pada level stabil tinggi.

Untuk komoditas beras, banyak pihak mengatakan produksinya surplus, tapi harga selalu naik. Beberapa penyebabnya antara lain, adanya aliran beras dari daerah produksi keluar daerah karena panen tidak merata.

Demikian siaran pers yang ditandatangani Doni P Joewono (Sekretaris Tim Pengarah/Kepala BI Solo) dan Suryono (Sekretaris Tim Teknis) dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta, ke kantor Biro Perwakilan TubasMedia.Com di Surakarta, baru-baru ini.

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah/beras yang baru belum diumumkan sehingga menimbulkan spekulasi bagi pedagang beras, karena Bulog hanya mampu membeli gabah dengan harga Rp. 4.300,00 per kg dan beras dengan harga Rp. 6.500,00 per kg. Kegagalan panen beberapa daerah karena serangan hama dan cukup maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain.

Selain itu, inflasi Kota Surakarta tahun 2012 juga akan terpengaruh oleh kebijakan yang akan diambil Pemerintah Pusat terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik (TDL) ,serta kenaikan tarif PDAM Solo dari sebelumnya Rp.2.050 menjadi Rp.2.250 yang dibebankan pada tagihan Februari 2012.

Terkait dengan rencana pembatasan BBM, kelompok pengusaha beras mengkhawatirkan dampaknya terhadap kenaikan biaya transportasi bahan makanan, karena banyak pengusaha beras yang mempunyai angkutan barang sendiri dengan plat hitam.

Di sisi lain, upaya konversi penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk menggantikan BBM sebagai bahan bakar kendaraan butuh waktu. Karena selain alat konversinya yang mahal, masih banyak pihak yang menganggap bahwa penggunaan BBG bisa mengurangi keawetan kendaraan.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kota Surakarta pada Bulan Februari 2012 diperkirakan masih on the track dengan sasaran inflasi nasional sebesar 4,5% lebih kurang 1 %.

Dalam rangka menjaga stabilitas harga, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta pada Februari 2012 merumuskan rekomendasi, dalam rangka melakukan penghitungan produksi beras, perlu dimasukan unsur-unsur yang mempengaruhi produktifitas. Segera diterbitkan HPP gabah/beras yang baru, dan dalam jangka pendek bila harus memilih diantara opsi pembatasan atau kenaikan harga BBM, dipilih kenaikan harga BBM. (agung bayuaji)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS