Kacang Sihobuk Butuh Peningkatan Mutu
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Tapanuli Utara, Gibson Siregar
TARUTUNG, (tubasmedia.com) – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Tapanuli Utara, Gibson Siregar menyebut, keberadaan industri kecil Kacang Sihobuk sudah di jalur yang tepat.
Nama barang dagangan Kacang Sihobuk sudah dikenal luas di tengah masyarakat, bahkan Kacang Sihobuk sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Tapanuli Utara.
Hampir setiap pelancong yang melintasi Tapanuli Utara, selalu mampir di sentra industri Kacang Sihobuk yang berada di perlintasan Desa Sihobuk, Tarutung, Tapanuli Utara untuk membeli cemilan tersebut.
SP Sihombing di dapur penggongsengan kacang
Sudah dapat dipastikan, sentra Kacang Sihobuk yang setiap hari ramai dikunjungi pembeli, akan membutuhkan kacang tanah dalam jumlah yang cukup banyak.
Sebagai produsen pengguna bahan baku kacang tanah, kata Gibson, sudah selayaknya industri Kacang Sihobuk didukung oleh kehadiran perkebunan kacang tanah yang siap memasok kacang tanah ke seluruh pemroduksi Kacang Sihobuk.
Bahkan lanjut Gibson, perkebunan kacang tanah sudah saatnya hadir di sana sekaligus menjamin mutu kacang tanah, baik jenis kacangnya, juga ukurannya agar bisa tampil stabil.
Mesin kemas
Disebutkan bahwa kendati sudah ngetrend di pasaran, namun mutu Kacang Sihobuk sangat penting ditingkatkan. Misalnya jangan sampai ada lagi dalam kemasan biji kacang yang lapuk dan gosong yang menimbulkan rasa yang tidak sedap.
Gibson memberi contoh cemilan kacang Garuda yang seluruh biji kacang dalam kemasan tampil dengan ukuran dan rasa yang sama.
‘’Harusnya Kacang Sihobuk bisa tampil seperti itu dan kondisi itu bisa terjadi karena penanaman kacang tanahnya dikelola secara professional melalui sistem perkebunan,’’ katanya.
Petani Rakyat
Sementara itu, SP Sihombing, salah seorang pemilik industri kecil Kacang Sihobuk yang ditemui di tempat usahanya mengaku kalau kacang tanah sebagai bakan baku Kacang Sihobuk mereka dapatkan dari petani rakyat yang berada di beberepa desa.
Dia sebut misalnya dari petani rakyat di Pahae, Adian Koting dan beberapa desa lainnya. Dan Sihombing selalu menyetok bahan bakunya dalam jumlah yang cukup banyak. Dia menyebut stoknya dalam jumlah ribuan kaleng.
Pasalnya, dalam satu minggu katanya, dirinya bisa menggongseng kacang tanah 300 kaleng dan selalu habis terjual sehingga stok yang dalam jumlah ribuan kaleng tersebut akan habis terjual dalam waktu 2 atau 3 bulan.
Sihombing menyebut bahwa pihaknya selaku produsen idustri kecil, mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan dana, pemasaran, peningkatan mutu dan perbaikan kemasan.
Bantuan itu katanya sangat diharapkan agar kehadiran Kacang Tanah sebagai oleh-oleh khas Tapanuli Utara dapat menjadi primadona dan juga sekaligus jadi sumber kehidupan bagi warga dan memperbaiki ekonomi secara nasional. (sabar)