JOKOWI – JK DILANTIK Tantangan Berat, Menggerakkan Semua Pihak Membangun

Loading

Presiden RI periode 2014-2019 Ir. Joko Widodo.

Presiden RI periode 2014-2019 Ir. Joko Widodo.

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia memiliki pemimpin baru dengan dilantiknya Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden untuk periode 2014-2019, pada sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/10).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, sejumlah kepala negara/kepala pemerintahan dari negara-negara sahabat, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, para ketua umum partai politik, serta mantan presiden dan wapres menyaksikan pelantikan presiden ketujuh Republik Indonesia itu.

Prabowo Soebianto dan Hatta Rajasa, yang merupakan pasangan capres-cawapres yang kalah dalam Pilpres yang lalu, juga terlihat hadir dalam acara pelantikan. Adalah sejarah baru dalam perjalanan Indonesia menuju negara demokrasi, pasangan yang kalah dalam Pilpres datang mengikuti pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih. Dapat dikatakan, inilah pertama kalinya Indonesia melantik Presiden dan Wakil Presiden dalam suasana yang damai.

Detik-detik pelantikan itu dihadiri sekitar 1.200 undangan dan disambut oleh masyarakat luas di Tanah Air dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Seusai pelantikan, Jokowi mengikuti Pawai Budaya dari Bundaran HI menuju Istana. Di kawasan Taman Monas, Jakarta, berlangsung pesta rakyat yang diselenggarakan oleh rakyat. Masyarakat luas berpartisipasi menyemarakkan penyambutan pemimpin “Indonesia Baru” itu, antara lain, dengan menyediakan makanan gratis di lokasi pesta rakyat. Sekitar 800 gerobak makanan disiapkan rakyat untuk acara syukuran di Monas.

Setelah dilantik, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadapi tantangan berat. Pengamat politik Sahat Marojahan Doloksaribu mengemukakan, tantangan berat itu, antara lain, menggerakkan birokrasi, pelaku ekonomi, dan masyarakat luas untuk terlibat dalam pembangunan. “Seperti kita ketahui, Indonesia begitu luas dan beragam, sementara dimensi masalah begitu variatif,” katanya ketika dihubungi tubasmedia.com di Jakarta, Senin siang.

Ia mengatakan, agar derap langkah membangun Indonesia lebih terasa, maka Aceh dan Papua dengan masalah khususnya, kemudian daerah-daerah tertinggal, serta wilayah yang berbatasan dengan negara lain, hendaknya lebih diperhatikan lagi.

Menyinggung mengenai tantangan di bidang politik, Sahat Marojahan, yang juga pengajar Fakultas Teknik UKI Jakarta, mengatakan, persoalan komunikasi politik relatif sudah dapat diatasi dengan “safari politik” yang diadakan oleh Jokowi, baru-baru ini. Langkah yang ditempuh Jokowi itu tinggal ditingkatkan dan dirawat oleh koalisi pendukungnya. (ender)

CATEGORIES
TAGS