Jokowi Harapkan Bioskop Rakyat Dihidupkan Lagi

Loading

13591150831073696587

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo mengisahkan masa mudanya tatkala senang menonton film, paling tidak dua minggu sekali.  Jokowi bercerita: “Dulu saya ingat, di daerah itu ada tiga tempat nonton film. Ada yang elite, ada yang rakyat, ada yang misbar. Saya nontonnya yang di rakyat. Jadi, kalau di elite itu di bioskop gedenya sudah main bulan Januari, saya nunggunya bulan Juni, 6 bulan setelah itu. Kalau luput, ya nanti nunggu di misbar-nya.”

Kisah itu disampaikan Presiden pada silaturahim dengan masyarakat perfilman dalam rangka menyambut Hari Film Nasional, di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/3/2015) malam. Ratusan insan film nasional hadir di acara tersebut, antara lain, Christine Hakim, Jajang C. Noer, Anwar Fuadi, Dian Sastro Wardoyo, Slamet Rahardjo Djarot, Reza Rahadian, Glen Fredly, Roy Marten, Hengky Sulaeman, dan Putu Wijaya.

Sedang dari jajaran pemerintah, hadir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Demikian dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa (31/3) pagi

Menurut Presiden, saat masih anak-anak, dia menonton film “Si Buta dari Goa Hantu”. Kemudian agak gede sedikit diajak orangtua nonton “Ratapan Anak Tiri”. Kemudian gede lagi, agak sudah remaja, menonton film remaja “Gita Cinta dari SMA”, apalagi “Puspa Indah di Taman Hati”. Ada pun bintangnya yang diingat Jokowi adalah Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Yessi Gusman, dan Rano Karno.

“Tapi, sebelum itu, ada film “Akibat Pergaulan Bebas”. Saya ingat banget, saya ingin nonton itu, tapi umur saya belum 17 tahun. Jadi, saya nggak nonton,” kata Jokowi yang disambut tertawa hadirin. Dikatakan, sekarang pun Jokowi masih menonton, tapi tidak sering, paling tiga bulan sekali. Terakhir, Jokowi mengaku senang yang genre komedi.  Namun, Presiden Jokowi mengeluhkan, film-film sekarang hanya bisa dinikmati di bioskop di mal-mal besar, sedang yang untuk rakyat atau misbar sudah tidak ada lagi.

“Inilah saya kira tugas pemerintah, tugas kementerian, tugas Badan Ekonomi Kreatif untuk memunculkan yang dua ini lagi agar rakyat bisa nonton film Indonesia,” kata Jokowi. Menurut laporan yang diterima Presiden, sekarang ini kira-kira seribuan gedung bioskop. Normalnya paling tidak 5-6 ribu. Berarti, masih kurang empat ribuan. “Tugas pemerintah untuk memberikan stimulasi agar yang dua ini bisa hidup lagi. Kalau yang dua ini hidup lagi, saya meyakini industri perfilman dengan insentif dari pemerintah, akan menguasai pasar,” kata Jokowi.

Dikemukakan, kita memiliki pasar yang sangat besar. Jangan sampai nanti, karena industri perfilman Indonesia tidak menguasai pasar justru dikuasai oleh film-film dari luar, entah Hollywood, entah Bollywood, entah dari Korea atau dari Jepang.  Selanjutnya, Presiden bersama sekitar 400 tamu nonton bareng (nobar) film berjudul “Cahaya Dari Timur: Beta Maluku”. Film ini meraih penghargaan kategori Film Terbaik pada ajang FFI 2014, karya sutradara Angga Dwimas Sasongko. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS