Jernih Memandang Persoalan

Loading

Oleh : Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

DALAM kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu saja ada persoalan dan permasalahan yang muncul dan dihadapi. Dan semua sepakat persoalan dan permasalahan tersebut harus bisa diatasi dan diselesaikan. Kalau tidak, bisa kita bayangkan bagaimana jika masalah tersebut terakumulasi dari waktu ke waktu bertumpuk tanpa ada satu tindakan yang berarti untuk mengatasinya.

Got depan rumah mampet, kepala kita pening. WC di rumah kita macet, seisi penghuni rumah setres berat. Belum lagi kalau persoalan itu menyangkut dalam aspek kehidupan yang lebih luas seperti masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara ini. Karena itu, tanpa harus bersikap apatis dan saling menyalahkan satu sama lain, kita harus dapat berfikir dan bersikap jernih melihat persoalan dan permasalahan yang terjadi di kehidupan ini. Apa yang kita hadapi adalah untuk diselesaikan bukan untuk ditelantarkan dan apalagi hanya untuk dijadikan bahan perdebatan yang ujungnya malah membuat gaduh dan jauh dari harapan agar setiap masalah itu dapat diselesaikan.

Kita belajar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta ditakdirkan menjadi orang yang cerdas adalah memiliki tanggungjawab untuk berkontribusi menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara apapun kedudukan kita masing-masing. Kita semua adalah harus menjadi bagian dari penyelesaian masalah, bukan menambah beban dari setiap masalah. Mengapa harus bersikap demikian?

Pertama, hampir tidak ada masalah yang timbul ditengah-tengah kehidupan ini yang berdiri sendiri. Kalau diurai, hampir pasti titik singgungnya/titik simpulnya bisa lebih dari satu aspek. Contoh, masalah kelangkaan bahan baku rotan, kalau di telusuri kenapa terjadi, maka secara obyektif banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa karena faktor distribusi, bisa karena persoalan harga, bisa hanya persoalan bisnis dan bisa juga krn persoalan politis. Karena itu, diperlukan kejernihan dalam menemu kenali dari setiap masalah yang menghadang di depan kita.

Pemetaanya harus jernih, cermat dan tepat, agar penyelesaiannya dapat dilakukan dengan tepat. Kedua, masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan meskipun memiliki kemampuan dan kecerdasan intelektual tertentu. Karena itu, kelebihan yang dimilikinya harus dapat dedikasikan untuk membantu menyelesaikan masalah. Himpunan dari setiap kelebihan yang dimiliki dan dikuasai seseorang dalam berbagai disiplin adalah sebuah kekuatan yang dapat menjadi energi positif dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini.

Pikiran yang bersifat positif dan konstruktif dari manapaun datangnya sebaiknya dapat diakomodasi dan dibuka saluran akasesnya ke pusat pengambilan keputusan (apakah ke lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif). Dengan cara seperti ini diharapkan para pengambil keputusan akan mendapatkan tambahan sumber informasi penting dari lapangan mengenai masalah yang sedang terjadi secara lebih obyektif. Pada saat yang sama juga akan diperoleh tambahan pilihan alternatif kebijakan atau progam yang akan ditetapkan untuk menyelesaikan masalah.

Proses yang bersifat partisipatif seperti ini dalam negara yang demokratis sangat diperlukan meskipun harus bersifat selektif. Manfaatnya pasti banyak dan yang paling nyata adalah akan memberikan motivasi yang kuat dan merangsang kreatifitas masyarakat untuk berkontribusi melalui pikiran-pikiran konstruktifnya menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara.

Pola ini berarti mengakomodasi kombinasi sistem pengambilan keputusan yang bersifat top down dan bottomup dalam arti luas. Model semacam ini akan dapat terselenggara dengan baik sepanjang tidak hanya sekedar dimaksudkan untuk memenuhi syarat formal seperti halnya yang dilakukan dalam musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) yang dibatasi oleh waktu.

Contoh, kita bisa menyerap pendapat dari masyarakat/para ahli ekonomi/mahasiswa yang sedang mengambil progam S2/S3 tentang dampak yang dapat ditimbulkan oleh krisis finansial di zona eropa dan Amerika terhadap ekonomi nasional serta alternatif kebijakan yang harus diambil. Terobosan seperti ini perlu dilakukan, paling tidak untuk menambah kekuatan dan pengayaan informasi dan pilihan kebijakan/progam yang akan dijalankan oleh pemerintah. Pendekatan seperti ini adalah salah satu cara yang dapat membantu kita untuk lebih jernih dan obyektif melihat dan mengenali masalah di lapangan yang dihadapi bangsa ini.

Problem kita ke depan akan tambah berat dan kompleks. Isunya bukan lagi soal kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan. Tapi sudah meluas ke isu yang lebih mendunia, seperti isu lingkungan, energi, pangan, hutang, piutang, krisis sosial dan ekonomi. Hal yang disampaikan ini adalah sekedar catatan-catatan kecil yang dapat disampaikan bagaimana dalam situasi dan kondisi yang dihadapi bangsa ini, dapat di share oleh siapa saja untuk memikirkan dan mencarikan jalan keluarnya.

Kita perlu out of the box dalam cara berfikir dan bertindak. Sepuluh tahun lebih kita sudah hidup dalam alam yang demokratis dan sistem desentralisasi. Pengalaman yang berharga tentu banyak yang sudah kita dapatkan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Tapi kita belum menemukan kedewasaan dan kearifan untuk berbudaya politik yang santun dan bijaksana, sehingga sepertinya kita takut akan bayang-bayang sendiri, dengan suatu pertanyaan besar, yakni apakah kita bisa bersikap jernih dalam memandang suatu masalah.

Dan apakah bangsa ini bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan jernih dan obyektif? Jawabannya harus bisa, karena nalar, kecerdasan sebagian besar warga bangsa ini masih banyak jernih.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS