IR. KUSNAN NURYADI, PRESDIR PT MBW – Memberikan Kesempatan kepada yang Muda

Loading

Laporan: Redaksi

Ir. Kusnan Nuryadi

Ir. Kusnan Nuryadi

IA suka merintis, apalagi hasil rintisan itu berguna bagi masyarakat banyak. Kusnan Nuryadi (65), sang perintis, merasa bahagia bila yang dirintis sudah selesai. Kebahagiaan demikian itu pula yang menyelimuti dirinya tatkala berhasil mewujudkan prototipe monorel, angkutan massal perkotaan, yang lagi ngetrend di berbagai negara.

Prototipe monorel itu diselesaikan Kusnan dan timnya pada 2012, setelah bekerja keras mulai 2010. Tapi, jauh sebelumnya, ia sudah serius memelajari pembuatan monorel di beberapa negara. Nah, ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketika itu) menanya Kusnan, “apakah bisa membuat monorel”, pria tersebut langsung menjawab bisa. Ia yakin betul akan jawaban itu, karena sudah sering melihat monorel di luar negeri.

Pertanyaan Pak Jusuf Kalla itu langsung merangsang Kusnan untuk bekerja. Ia menyusun gambar dengan hitungan-hitungannya. Salah satu yang masuk hitungannya adalah membuat pintu darurat di bagian depan rancangannya. Ia yakin, keberadaan pintu darurat menjadi keunggulan monorel rancangannya, mengingat armada sejenis di luar negeri tak punya pintu untuk penyelamatan darurat.

Begitulah, mulai 2010 Kusnan dan timnya, insinyur-insinyur muda, bekerja keras mewujudkan prototipe monorel, made in Indonesia. Tak terasa dua tahun mereka bekerja dan jadilah prototipe monorel. Prototipe itu pun dinamai UTM 125. UTM singkatan dari Urban Transport Monorail. Sedangkan angka 125 menunjukkan, prototipe monorel dapat mengangkut 125 penumpang, dengan posisi 22 duduk dan selebihnya berdiri.

Konfigurasi demikian ditetapkan berdasarkan pemikiran, angkutan massal perkotaan umumnya “minim tempat duduk” lebih banyak penumpang berdiri. Tentu tak sedikit dana yang dipakai untuk menghadirkan prototipe monorel idaman. Kusnan menyebut angka sekitar Rp 5 miliar. Biaya rancang bangun itu ditanggung sendiri.

Kabar tentang kehadiran prototipe monorel tersiar luas. Beberapa pejabat pemerintah berkunjung ke sana. Di antaranya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan tentu saja, Jusuf Kalla, berkunjung ke pabrik PT. MBW di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Di sana, monorel diuji coba. Maka, sudah berulang kali monorel diuji coba dan sejauh itu tidak ada klaim.

Puaskah Kusnan? “Tentu puas, karena berhasil membuat prototipe monorel,” katanya. Ia pun mengajak kami menguji coba monorel itu untuk membuktikan moda transportasi buatannya layak memperoleh sertifikasi dari instansi yang berwenang. Memasuki “kabin” monorel menyeruak rasa bangga di hati, karena itu karya putra-putri Indonesia. Tombol-tombol pun ditekan operator dan secara perlahan monorel bergerak. Tak terdengar bunyi bising dari mesin, karena motor penggerak 300 horse power digerakkan energi listrik. Tidak terlalu terasa getaran, karena monorel itu menggunakan ban karet.

Gemar Menggambar

Selain monorel, banyak hasil rintisan Kusnan dan timnya dari PT MBW. Bisnisnya memang tak terlepas dari hasil rancang bangun dan pabrikasi. Produk-produk itu dikelompokkan sebagai berikut. Road building equipments, material handling equiptmens, automation system, engineering works, civil & steel structure, dan baggage handling system. Dari begitu banyak produk, apa yang jadi produk utama? Kusnan mengatakan, asphalt mixing plant. Produk tersebut tersebar di berbagai provinsi yang digunakan untuk pembuatan jalan raya.

Kusnan menyebut hobinya menggambar. Kegemarannya menggambar dan membuat desain pada masa muda berlanjut terus hingga menapaki pendidikan di Fakultas Teknik UI. Bahkan, kini pada usia 65 tahun, dia tetap menggambar, membuat rancang bangun, yang di antaranya menjadi bagian dari produk perusahaannya. Ia selalu memulai dan mengakhiri sendiri gambar rancangannya. Ia tidak menyerahkan penyelesaian gambar itu kepada orang lain agar gagasan awal tetap utuh hingga akhir. Ia menyebut cara itu, menggambar sampai tuntas.

Sebelum mendirikan perusahaan, Kusnan pernah bergabung di perusahaan-perusahaan lain. Ia gembira karena dapat memberikan kesempatan kepada insinyur-insinyur muda berkiprah di perusahaannya. Ia lebih bangga lagi, karena banyak insinyur muda yang sungguh-sungguh profesional. Dan memang, ia sudah membulatkan tekad untuk memberikan kesempatan kepada yang muda berkiprah dalam usaha perintisan. (ender/apul)

CATEGORIES
TAGS