Industri Lokal Belum Punya Daya Saing Hadapi MEA 2015
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Jelang MEA 2015, industri lokal belum punya daya saing yang kuat dengan negara tetangga. Sebab, harga energi dalam negeri yang masih kelewat mahal dimana energi merupakan komponen utama bagi industri untuk berproduksi.
Sebagai contoh, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin membandingkan harga gas Indonesia yaitu USD 9 sen per MMBTU dengan harga gas di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang berkisar pada USD 3-5 sen per MMBTU. Sehingga, dalam hal ini, Menperin Saleh menilai Indonesia sudah kalah duluan.
Indonesia sudah punya modal yang bagus untuk meningkatkan daya saing. Yakni, punya tenaga kerja yang realtif murah dan melimpahnya sumber bahan baku. Tinggal harga energi saja yang perlu disesuaikan untuk unggul saat MEA berlangsung nanti. Oleh karena itu, harga energi khususnya gas harusnya bisa ditekan sampai USD 6 sen per MMBTU.
Untuk itu, dalam rangka merealisasikan energi untuk industri yang murah, Menperin Saleh bersama dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil memberikan dua opsi, apakah mengambil pendapatan di depan atau belakang.
Mereka memaparkan, kalau di depan, pendapatan bertambah tetapi industri tidak tumbuh. Sedangkan kalau di belakang, ada multiplier effect yang membuat pendapatan negara semakin besar.
Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said usai rapat paripurna cabinet pada Senin (13/4/2015) menyatakan bahwa harga energi Indonesia nantinya bisa makin mahal. Sebab, komposisi impor dan produksi minyak Indonesia diprediksi makin jauh pada 10 tahun nanti. Menurutnya, adalah lebih penting mencari dan menggunakan energi baru terbarukan (EBTKE) karena cadangan energi fosil sudah mulai menipis. (rika)