Industri Baja Nasional Butuh Perlindungan dari Gempuran Baja Impor
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan Kementerian Perindustrian akan menyiapkan kebijakan harga baja minimum di dalam negeri untuk melindungi industri nasional dari gempuran baja impor yang dijual dumping di Indonesia.
“Ini kebijakan antisipatif untuk membendung banjirnya baja impor, khususnya China yang dijual dumping ke negara kita,”kata Putu di kantornya, kemarin.
Dikatakan, akibat melambatnya ekonomi China, saat ini terdapat kelebihan pasokan baja sekitar 100 juta ton di Negeri Tirai Bambu tersebut. Coba bandingkan dengan kapasitas produksi baja nasional kita yang baru sekitar 15 juta ton.
Menurut Putu, kalau tidak ada perlindungan, industri baja nasional kita akan rontok satu per satu karena tak mampu bersaing dengan China.
“Sekarang saja sejak adanya pelambatan ekonomi global dan over supply harga baja dunia sudah anjlog sampai 50 persen. Ini tak menguntungkan industri baja kita apalagi harga energi kita mahal,”katanya.
Untuk itu, Putu berharap, kebijakan harga baja minimum dapat segera ditetapkan, paling lambat semester pertama tahun 2016. Agar kita dapat memanfaatkan peluang pasar yang terbuka luas di dalam negeri. Seperti proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung membutuhkan banyak sekali baja.
“Jangan sampai seluruh kebutuhan bajanya diimpor seperti proyek Suramadu dulu,”katanya.
Putu menjelaskan, industri besi dan baja merupakan industri prioritas yang dapat menopang sektor industri lain. Namun saat ini industri baja nasional menghadapi berbagai tantangan diantaranya kurangnya pasokan baja dalam negeri, kurangnya bahan baku material, maupun perlambatan ekonomi.
“MEA memungkinkan kita mengekspor baja ke negara-negara ASEAN. Tapi, di sisi lain, potensi impor baja dari beberapa negara akan makin terbuka. Terkait kondisi tersebut, industri baja nasional perlu segera berbenah dalam menghadapi berbagai tantangan. Pemerintah diminta lebih aktif melakukan pengamanan industri dengan memberikan berbagai dukungan untuk penguatan industri baja nasional, ujar Putu.
Industri baja nasional terus berupaya meningkatkan kinerja dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut persaingan ketat agar dapat menjadi pemain utama di pasar ASEAN. (sabar)