Harga Bahan Pangan, Galau Lagi

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

AKU ingin hidup seribu tahun lagi di bumi pertiwi Indonesia. Aku, kami dan kita ingin menikmati hidup ini tanpa gejolak. Apakah gejolak harga pangan, gejolak politik dan gejolak sosial. Di ranjang tempat kita merebahkan badanpun ikut bergejolak karena tidak bisa tidur lelap akibat perut lapar.

Persediaan pangan ada di pasar, di toko swalayan, tetapi harga sudah hampir semua naik. Gaji pas-pasan, biasanya masih bisa beli sebungkus Supermi, sekarang sepertinya hanya bisa separuh bungkus dan dimakan sepiring berdua karena pendapatannya telah terpotong inflasi setiap waktu.

Negeri ini tidak butuh deflasi sebagai lawannya inflasi yang sering dipakai alat pencintraan penguasa. Deflasi hanya sebuah tulisan semata terdiri dari tujuh suku kata dan hanya ada dalam catatan BPS, tapi di pasar harga bahan pokok tetap saja nangkring harganya. Masyarakat kita sudah sangat faham menghadapi situasi seperti itu.

Kalau protes melalui demo karena ada yang nyuruh. Aktor yang menyuruh pasti berduit (mudah-mudah uang halal dan bukan uang hasil suap dan sogok). Tujuannya juga hanya mau bikin onar dan gaduh, serta gejolak. Habis itu, dibagi BLSM (Bantuan Langsung Sambil Menguap) karena setelah 4 bulan lagi tak ada sodakoh dari pemerintah. Menguap karena suka disunat di tengah jalan oleh invisible hand kecil-kecilan karena tidak bisa menjadi invisible hand kelas kakap yang bisa menikmati uang rente dari impor BBM, daging sapi, impor hotikultura, impor gula dan lain-lain.

Sekarang para tim ekonomi pemerintah sibuk bolak-balik ke pasar cek harga ke sana kemari, sambil ngobrol enteng dengan pedagang sayur, ikan di pasar untuk sekedar tahu apa betul harga naik. Setelah itu dari kantongnya dikeluarkan uang lima puluh ribuan ikut membeli sayur yang dijual. Selesai itu jumpa pers dan statemen yang keluar adalah situasi aman terkendali.

Harga pangan memang sedikit ada kenaikan tapi masih dalam batas yang wajar. Biasalah itu kalau dekat puasa dan lebaran dan hari-hari besar lainnya, harga bahan pangan pokok cenderung naik. Habis itu dia bilang, kami segera akan laporkan kepada bapak Presiden dan Menko Perekonomian dan ditutup dengan closing statemen bahwa atas semuanya itu, pemerintah akan berusaha mengendalikan harga bahan pangan.

Ketika dibahas dan keluar keputusan tentang remedynya biasanya tidak lebih hanya ada 3 kalimat, yakni 1) Meminta kepada Mentan agar segera meningkatkan produksi pangan, 2) Mendag harap melakukan operasi pasar bekerjasama dengan para produsen, instansi terkait dan mengamankan jalur distribusinya, 3) Kita akan bahas peluang masuknya bahan pangan impor. Nomor 1 dan 2 biasanya hanya pepesan kosong. Basa-basi komunikasi publik saja.

Yang ke 3) ini biasanya yang paling ditunggu, baik oleh para importir maupun oleh para pemburu rente. Lumayan buat sangu puasa, lebaran, natal dan tahun baru serta buat plesiran anak-anak ke Hongkong, Australia atau ke negara lain. Sementara sebagian masyarakat yang tidak ikut berburu hanya bisa menggerutu dan menghujat saja.

Mengapa opini ini menjadi bersikap skeptis seperti itu? Mohon maaf dan harap maklum karena faktanya memang seperti itu adanya. Masyarakat sudah hafal seperti kalau pada zaman orba pak Harmoko menyampaikan hasil sidang kabinet, yakni atas petunjuk bapak Presiden, persediaan pangan cukup aman dan terkendali. Masyarakat tidak perlu resah gelisah. Tapi hasilnya memang nyata karena pemerintah punya Bulog sebagai LPND bukan Bulog sebagai korporasi.

Menjadi korporasi karena resep IMF. Pemerintah harus membubarkan Bulog sebagai fungsi penjaga stabilitas pangan nasional. Sekarang kita tahu dengan remedy apa pemerintah sebagai penguasa di negeri ini untuk bisa mengendalikan harga pangan kalau yang keluar hanya himbauan bukan afrmasi kebijakan yang punya bobot eksekusi yang kuat dan legal.

Kita tidak tahu apakah RUU perdagangan akan mengatur tentang mekanisme pengendalian harga pangan. Atau di UU tentang pangan. Mudah-mudahan skeptisme itu bisa terjawab, sehingga setiap ada gejolak harga pangan, pemerintah dengan sigap dapat menggunakan tool yang dimilikinya dengan cepat dan tepat. ***

CATEGORIES
TAGS