Gila…Demokrasi Kita Kotor dan Korup

Loading

5562a45b0423bd51038b4567.jp

Oleh: Fauzi Aziz

 

PALSU, pemalsuan, KW dan aspal (asli tapi palsu) serta spanyol (separoh nyolong) semuanya ada di negeri ini. Terakhir terkuak kasus vaksin palsu, dimana sebelumnya kita dikejutkan dengan kasus ijazah palsu sehingga banyak orang menyandang gelar professor, doktor dan master tapi otaknya kosong.

Rambut palsu, bulu mata palsu dan gigi palsu sudah jamak menempel sebagai asesoris yang dipakai banyak orang di Indonesia karena berbagai alasan. Indonesia rupanya surga bagi bisnis barang palsu. Mereka yang terlibat dan sengaja melibatkan diri sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Yang penting bisa dapat uang banyak. Ini ada persoalan moral dan integritas dan cobaan bagi negeri ini karena penegakan hukum lemah. Negeri kepulauan ini seperti sedang menghadapi ancaman serius. Negeri ini seperti sedang digembosin agar tidak mampu menjadi negara yang kuat.

Kelemahan negeri ini seperti sedang dimanfaatkan oleh invisible hand yang tidak ingin melihat Indonesia menjadi negara yang kuat secara politik, ekonomi dan budaya. Kepalsuan telah melanda negeri ini.

Pajak sebagai sumber penerimaan negara dijebol oleh kegiatan underground economy yang tidak pernah membayar pajak padahal bisnis ini menghasilkan keuntungan besar.

Lebih baik menyogok/menyuap dari pada membayar pajak karena pejabat publik di negeri ini sebagian memang menjadi penggemar uang sogok. Bermain golf bangga kalau ada yang bayarin. Traveling ke luar negeri juga menjadi kebanggaan jika semua biaya transpot dan akomodasinya sudah ada yang menanggung.

Inilah fenomena yang muncul selama ini di negeri yang menjunjung tinggi idiologi Pancasila. Opini ini tidak berniat untuk mendramatisasi keadaan yang terjadi. Namun tidak salah jika kita melakukan introspeksi dan kesadaran bersama bahwa negeri ini terlalu banyak virusnya dan virus ini bisa melemahkan daya tahan bangsa dalam menghadapi dunia yang tidak pernah berhenti bergejolak.

Kalau Indonesia tidak menjadi negara demokrasi mungkin tekanan internasional terhadap Indonesia akan bertubi-tubi datangnya. Wong sudah menjadi negara demokrasi saja masih ada seperti ini keadaannya. Wi bawa Indonesia tidak boleh digadaikan oleh iming-iming sogok dan suap. Wibawa Indone sia harus kita pelihara dan dijaga bersama agar tidak dipermainkan dan menjadi tempat persemaian bekerjanya sistem underground economy yang akan menghancurkan kekuatan ekonomi nasional yang sah dan legal.

Kita harus waspada dan mindset bangsa ini harus diselamatkan dari pengaruh brain wash yang dewasa ini sudah bisa dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Masyarakat sudah berani berolok-olok kepada pemimpinnya yang dinilai tidak becus, korup dan tidak berintegritas.

Masyarakat sudah berani menolak secara terbuka hal-hal yang dinilai tidak baik bagi kepentingan masyarakat luas, bangsa dan negara. Bangsa Indonesia tidak perlu melakukan kudeta karena sudah terbukti mampu menjatuhkan rezim orba melalui gerakan people power pada tahun 1998.

Demokrasi di Indonesia sedang diuji kekuatannya karena ternyata demokrasi kita kotor dan korup. Masih rapuh dan masih bisa diobok-obok oleh kepentingan asing akibat liberalisasi. Barang haram dan halal dengan leluasa masuk ke Indonesia melalui cara legal dan ilegal.

Barang asli dan barang palsu serta spanyol masuk dengan leluasa ke negeri ini. Kondisi ini mendapat tempat terhormat di kalangan konsumen. Obat-obatan palsu, vaksin palsu, dokter gadungan, bidan palsu apalagi dukun palsu, leluasa beroperasi di negeri ini.

Kita kadang-kadang hanya tertawa ketika melihat kepalsuan atau pemalsuan. Padahal ia adalah racun atau virus yang bisa mematikan. Uang palsu sudah lama beredar. Pelakunya ada yang tertangkap ada yang tidak. Palsu lagi, palsu lagi. Lagi-lagi palsu.

Negeri ini seperti jauh dari keberkahan. Memang benar-benar surganya para pemain underground economy. Baju bekas, celana bekas, sepatu bekas, tas bekas, mesin bekas dan mobil bekas masuk ke negeri ini karena ada yang butuh. ‘’Lumayan masih bisa dipakai,’’ ujar konsumen.

Bangga memilikinya. Ekonomi Indonesia tertekan karena praktek underground economy leluasa beroperasi di tanah air ini.

Bayi dan anak-anak kecil tak berdosa menjadi kurban vaksin palsu. Ibu bapaknya wajar kalau marah-marah karena ditipu. Kredibilitas pemerintah bisa terganggu jika kegiatan ekonomi dalam negerinya banyak mengalami distorsi nilai akibat maraknya praktek underground economy.

Sistem pengawasan dan pengendalian serta sistem diteksi dini nyaris mati suri karena semua bisa diatur. Indonesia ternyata masih “rapuh” menghadapi mafia ekonomi dan bisnis. Ekonomi Indonesia memang belum beruntung disamping banyak sumbatan yang belum bisa sepenuhnya dikanalisasi, juga dihinggapi praktek ekonomi kotor yang sangat merusak tatanan dan struktur ekonomi yang sudah susah payah dibangun.

Boleh jadi ini menjadi salah satu penyebab mengapa investasi di sektor riil malas tumbuh karena banyak mengalami distorsi dan sumbatan. Oleh sebab itu, ketegasan pemerintah dan aparat penegak hukum menjadi keniscayaan.

Yang merusak tatanan dan struktur bangunan bangsa harus ditindak tegas karena tatanan dan struktur tersebut adalah pondasi dan sekaligus pilar penyangga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Indonesia bisa menjadi negara gagal karena gagal membereskan praktek underground economy yang secara sistemik dan terstruktur “menginvasi” kekuatan ekonomi bangsa. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS