BUMN Rugi, Pengelolaan Tidak Tepat

Loading

171114-NASIONAL-2

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Untuk mencegah kerugian negara yang sebagian besar karena pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak tepat, dibutuhkan orang yang profesional, akuntabel dan independen.

“Dibutuhkan orang jempolan untuk mempimpin BUMN,” kata peneliti independen Dede Nugroho dalam diskusi Mencari Calon Direksi BUMN di Jakarta , Minggu (16/11).

Menurut Dede, dalam dua tahun ini setidaknya ada sejumlah BUMN mengalami kerugian seperti Garuda Indonesia (GIAA), Krakatau Steel (KRAS), dan Aneka Tambang (ANTM).

Garuda Indonesia (GIAA) pada tahun 2012 memperoleh keuntungan Rp 21,55 miliar. Namun pada tahun 2013 merugi Rp 125,58 miliar dan semester pertama tahun 2014 kerugian bertambah besar menjadi rugi Rp 2,4 triliun.

Krakatau Steel (KRAS), tambah Dede, pada tahun 2012 menderita kerugian Rp 112, 79 miliar. Tapi pada 2013 mendapat keuntungan Rp 122,29 miliar. Sedang semester pertama 2014, merugi kembali Rp 1 triliun.

Aneka Tambang (ANTM) pada tahun 2012 memperoleh keuntungan Rp 475,97 miliar dan tahun 2013 untung Rp 373,56 miliar. Namun, semester pertama tahun 2014 rugi Rp 638,58 miliar.

Kerugian BUMN tersebut, menurut Dede karena proses pengelolaan yang tidak baik oleh direksi BUMN. “Inefisiensi dan korupsi menjadi salah satu penyebab utamanya,” kata Dede.

Pada diskusi yang sama Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti minta Menteri BUMN Rini Soemarno mengumumkan secara terbuka nama-nama calon Dirut BUMN.

Saat ini ada lima posisi Dirut perusahaan pelat merah yang lowong, yaitu Dirut PT Pertamina (Persero), Dirut PT PLN (Persero), Dirut PT KAI (Persero), Dirut PT Pindad (Persero), serta Dirut PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Karen Agustiawan dan Nur Pamudji mengundurkan diri pucuk pimpinan PT Pertamina dan PT PLN. Sedang Dirut BUMN PT KAI (Ignatius Jonan), PT Pindad (Sudirman Said) dan TLKM (Arief Jahya) dipercaya sebagai menteri Kabinet Kerja. (sis)

CATEGORIES
TAGS