Berhentilah Bermain Api dengan Kekuasaan

Loading

Oleh: Fauzi Azis

ilustrasi

ilustrasi

SEBAGIAN besar elite di negeri ini menyatakan tahun 2014 sebagai tahun politik karena akan berlangsung pileg dan pilpres. Para calon sudah sangat sibuk mengkampanyekan dirinya agar terpilih. Sesudah terpilih apakah bisa dijamin bahwa mereka itu akan bekerja lebih baik dan bertanggungjawab mengurus kesejahteraan seluruh rakyat atau sama saja seperti rezim yang sebelumnya.

Semua bepulang kepada niatnya masing-masing untuk bisa mengubah kondisi kehidupan rakyatnya di seluruh tanah air.Para elit yang terpilih sudah dibekali sejumlah instrumen yang dikuasainya berupa kebijakan,anggaran dan progam untuk mensejahterakan rakyat dengan cara yang benar terpuji dan tidak direkayasa.

Terus terang harap-harap cemas apakah mereka nanti mampu melakukan perubahan yang luar biasa bagi kemajuan Indonesia dengan memanfaatkan secara optimal kebijakan, anggaran dan progam yang dibuatnya. Rakyat masih cukup bersabar melihat fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini, meskipun sistemnya banyak dirusak oleh perilaku korup para penyelenggara negara.

Ibaratnya banyak peluang emas untuk memajukan negeri ini terbuang percuma akibat sistemnya dirusak sendiri oleh atitude yang buruk sebagian penyelenggara negara, baik di lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Law and order praktis tidak jalan karena praktek main mata yang terjadi diantara mereka. Asyik bermain api meskipun mereka tahu sewaktu-waktu bisa membakar dirinya sendiri dan bisa menyambar seluruh keluarga dan kroninya.

Sombong, congkak suka menampakkan diri di kalangan sejumlah elit penguasa setelah berada di singgasananya. Mereka lupa bahwa dirinya lahir dari keluarga biasa bahkan miskin. Ada orang tuanya hanya seorang guru sekolah dasar, PNS golongan rendah atau anak tentara yang pangkatnya paling banter bintara atau tamtama.

Apa begitu kalau nasib seseorang telah berubah menjadi orang hebat di negeri ini. Rasanya tidak semuanya seperti itu, banyak di kalangan elit penguasa yang hatinya mulia dan mempunyai keadaban yang tinggi. Catatan semacam ini memang pantas terus menerus disampaikan agar jangan sampai berjalan di jalan yang salah.

Pun harus disampaikan juga bahwa rakyat yang dipimpin mempunyai hitung-hitungan sendiri jika melihat para pemimpinnya ugal-ugalan menggunakan kekuasaannya. Satu dua kali mungkin masih bisa memaklumi, tetapi kalau terus menerus berulang, lama kelamaan makin tidak percaya dan bisa mendatangkan kekesalan dan amarah. Masyarakat yang sudah kelelahan melihat kelakuan elit pemimpinnya yang suka bemain api dengan kekuasaannya dapat bepotensi menjadi ekstrem.

Kita tidak harapkan kondisi ini terjadi. Karena itu behentilah bermain api dengan kekuasaan yang ada padannya. Jangan kadiran berkuasa lantas seenaknya sendiri menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri dengan menggunakan anggaran negara. Atau mengkanalisasi kebijakan hanya sekedar untuk menyelamatkan kroninya dan mereka mendapatkan rente dari tindakannya.

Kerusakan infrastruktur ekonomi, sulitnya hidup, pemerintah yang lemah serta lamban mengambil keputusan dan korup, kesenjangan antar wilayah dan kelompok pendapatan yang masih lebar, bisa saja membuat rakyat kecewa, marah dan hilang kepercayaan karena menginginkan perubahan tapi tak pernah kunjung datang. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS