Bekerja Secara Profesional (2)

Loading

Oleh: Benny Hartanto

(Tulisan ke dua dari dua tulisan)

Ilustrasi

Ilustrasi

5. BEKERJA dengan niat tulus, kesungguhan hati, dan Jujur.

Dalam menjalankan tugas atau mengerjakan sesuatu harus diawali dengan niat tulus. Perlu disadari sebenarnya semua pekerjaan di dunia ini, apabila dikerjakan dengan tulus demi kesejahteraan orang banyak merupakan amal yang tinggi dan menjadi seseorang profesional.

Selain itu hal yang membuat seseorang menjadi profesional adalah kejujuran. Oleh karena kejujuran diawali dengan sikap menghargai waktu (tepat waktu) melaksanakan pekerjaan, menetapi janji dan melaksanakan semua pekerjaan dengan kesungguhan hati dari pekerjaan yang kecil sampai yang besar.

Profesional harus selalu bekerja dengan kesungguhan hati (truthfully, seriousness), tidak setengah-setengah, apalagi asal-asalan atau main-main. Kesungguhan hati juga mengandung arti kesanggupan (commitment) untuk melakukan pekerjaan atau tugas dengan sepenuhnya dan itu merupakan suatu janji (promise) yang harus ditepati. Selain itu seorang profesional harus jujur pada disiplin ilmu dan keterampilan di bidangnya.

Dalam penelitian, pengujian, percobaan, observasi, investigasi atau kegiatan sejenisnya, profesional harus memegang prinsip kejujuran, tidak boleh memanipulasi data untuk suatu kepentingan tertentu yang menguntungkannya. Ada kalanya seseorang diminta untuk bertindak sebagai ahli (biasanya disebut saksi ahli) dalam suatu perkara di pengadilan, ia harus benar-benar dapat menerangkan pendapatnya secara jujur berdasarkan kompetensi keahliannya untuk memperjelas duduk perkara yang tidak dipahami penegak hukum.

6. Bekerja secara cermat dan teliti

Profesional adalah pekerja yang bekerja dengan cermat dan teliti. Cermat (careful) artinya dengan perhatian (hati-hati) atau upaya yang serius dan penuh tanggung jawab. Teliti (accurate) artinya tepat, pasti atau bebas dari kesalahan. Dengan cermat dan teliti akan mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dan risiko kegagalan sehingga kualitas dan kuantitas pekerjaan dapat menjadi lebih baik dan mencapai atau setidaknya mendekati sempurna.

7. Bekerja dengan senang hati

Pekerja profesional adalah mengerjakan apa yang sudah ada ditangannya, dikerjakan dengan senang hati.
Jadi, kalau bekerja itu harus disertai rasa senang hati (joyful), tidak menggerutu dan tidak menyesali, tetapi harus cinta pekerjaan dan menikmati (enjoy) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya. Kalau bekerja dengan kesal hati, setengah hati ataupun membenci, pekerjaan akan terasa semakin berat dan dapat memakan waktu lebih lama.

8. Saling membantu sesuai bidang keahliannya

HaI ini merupakan kompetensi sosial di antara berbagai pekerjaan/profesi kehidupan di masyarakat. Tujuannya agar setiap profesional dapat berkomunikasi, berinteraksi, dan berkoordinasi satu sama lain secara efektif dan efisien untuk berbagai keperluan hidup.

Kebiasaan Buruk Saat Bekerja

Setiap orang memiliki kekurangan masing-masing dalam menjalankan pekerjaannya, mulai dari kekurangan kecil yang tidak terlalu berdampak bagi orang lain sampai keteledoran yang bisa membahayakan perusahaan atau instansi tempat bekerja. Ada beberapa kebiasaan buruk yang semestinya tidak dilakukan oleh seorang pekerja yang ingin menjadi profesional.

1. Menunda pekerjaan dapat mengganggu tim kerja (teamwork) dan apabila terjadi permasalahan/kegagalan, tidak akan punya waktu untuk dapat mengatasi/memperbaikinya.
2.Ceroboh saat menyalin (copy and paste) dan mengirim dokumen melalui email, tanpa meng-edit lagi terlebih dahulu.
3. Menyita waktu kerja melalui HP dan komputer untuk kepentingan pribadi, misalnya untuk SMS, facebook, twitter, blog, browsing, email, dan main game. Walaupun hal yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan ini tidak dapat dihindari, namun perlu dikurangi dan sebaiknya dilakukan pada jam istirahat.
4. Sering terlambat masuk kerja atau rapat dapat mempengaruhi karier seseorang karena tugas yang lebih besar atau jabatan yang lebih tinggi tentunya akan diberikan kepada orang yang mempunyai disiplin dan ketaatan kerja yang baik.
5. Menolak perintah atasan untuk pekerjaan yang bukan merupakan tupoksinya dapat berdampak buruk pada karier. Ketidakadilan dalam dunia kerja ini sering terjadi.
6. Merasa paling benar terhadap pendapat atau idenya bukan merupakan sikap yang baik, oleh karenanya perlu untuk terbuka menerima kritisi atau pendapat orang lain.

Kunci Sukses

Setelah memahami sepenuhnya bagaimana bekerja dengan sebaik-baiknya secara profesional, disertai dengan etika kerja yang baik dan benar. Hal ini perlu didukung lagi dengan beberapa tips agar dapat sukses dalam bekerja.

1. Percaya diri
Percaya kepada diri pribadi (self confidence) adalah merasa yakin kepada diri sendiri terkait dengan kemampuan, kekuatan, keberanian ataupun pendapat pribadi, yang kadang-kadang dinyatakan secara berlebihan. Percaya diri sering terjadi karena merasa mampu mengerjakan sendiri apa yang direncanakan dan dapat mengatasi hambatan dan tantangan. Kurang percaya diri (under-confidence) biasanya menyebabkan pesimistis dan tidak berani mengambil risiko atau bahkan tidak mau mencoba sama sekali sehingga sulit untuk mencapai keberhasilan. Terlalu percaya diri (over-confidence) dapat berarti mengambil banyak risiko, memaksakan yang sebenarnya di luar kemampuan dan dapat berakibat fatal.
Jadi, percaya diri adalah keyakinan akan kemampuan yang seimbang (balance) dan nyata (realistic). Percaya diri itu sebenarnya dapat dipelajari dan dibangun dengan cara selalu berpikir positif terhadap apa pun yang dihadapi.

2. Bekerja dengan penuh kesabaran
Dalam bekerja, baik yang sifatnya teknis maupun non-teknis, sering dijumpai adanya permasalahan ataupun kesulitan yang sukar dan gawat (risky). Untuk mengatasi hal itu diperlukan kesabaran, ketekunan, ketelatenan, dan kerajinan agar dapat sukses bekerja dan berkarya secara profesional.

Pengertian sabar dalam kaitannya dengan bekerja secara profesional adalah bertindak sesuai dengan kemampuan secara teratur (regular) dan teliti (telaten, tekun).

Cara profesional ini sangat diperlukan untuk menjawab tantangan persaingan yang ketat di era kehidupan modern. Jangan ragu, tetapi segera laksanakan dalam perilaku kita sehari-hari di tempat bekerja atau di dalam rumah tangga bagi yang tidak bekerja secara formal. Mudah-mudahan akan diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. ***

Penulis tinggal di Bekasi

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS