Banyak Menteri Jokowi Berpatokan Pada Prestasi Jangka Pendek

Loading

1112002-jokowi-bidhakara-62

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kabinet Kerja yang dibentuk untuk mendorong percepatan pembangunan ternyata disalahmaknai oleh sebagian pejabat kementerian. Akibatnya, Kabinet Kerja hendak menjelma menjadi Kabinet Paranoid. Hal itu diungkapkan oleh Ekonom Universitas Sam Ratulangi Manado Agus Tony Poputra, Rabu (22/4/15).

Menurut Agus, banyak menteri dan jajarannya ingin menunjukkan prestasi jangka pendek dengan menetapkan kebijakan quick win tanpa pertimbangan kepentingan jangka panjang, kepentingan masyarakat luas, maupun dampak positif/negatif terhadap kementerian yang lain.
Hal itu, terlihat dari hasil survei Poltracking menunjukkan bahwa 48,5 persen responden tidak puas dengan kinerja 6 bulan pertama pemerintahan Jokowi-JK.
“Pada dasarnya kebijakan quick win dapat berhasil jika para menteri telah memahami betul kondisi kementerian masing-masing,” ujar Agus.
Melalui pemahaman itu, lanjut Agus, kebijakan quick win dapat dijalankan tanpa hambatan berarti. Sebab, kebijakan quick win juga harus memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan mudaratnya.
Ia menuturkan, bila melihat komposisi Kabinet Kerja yang kebanyakan diisi oleh muka baru yang tidak terlalu terbiasa dengan birokrasi pemerintahan dan luasnya permasalahan yang ada, maka perlu tindakan-tindakan awal sebelum mengeluarkan kebijakan.
“Seperti melakukan konsolidasi ke dalam serta melakukan pemetaan terhadap permasalahan publik yang dihadapi dalam bidang penugasan mereka. Tindakan-tindakan awal ini kelihatan tidak dilaksanakan dengan baik dan cenderung terburu-buru mengeluarkan kebijakan yang dianggap dapat menunjukan kinerja walau akhirnya dinilai masyarakat lebih besar mudaratnya,” papar Agus. (angga)

 

CATEGORIES
TAGS