Aneh, Indonesia Malah Impor Kakao

Loading

kakao
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Karena pasokan kakao dalam negeri sudah terbatas akibat lahan yang tak produktif para pabrik pengolahan kakao di dalam negeri saat ini harus mengimpor bahan baku kakao untuk industri coklat.

Padahal, di Indonesia ada 7 pabrik baru pengolahan kakao yang beroperasi, sehingga permintaan kakao makin tinggi. Sebanyak 6 dari 7 pabrik merupakan perusahaan asing, seperti Nestle dan Cargill. Permintaan kakao naik rata-rata 10%, sedangkan produksi hanya naik 3%.

“Sekarang nggak ada barang, mereka impor bahan baku dari luar, dari Pantai Gading, Ghana, dari lain-lain. Kita bisa lakukan tapi terlambat,” kata Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi di kantor Wapres.

Untuk mengatasi masalah ini, para kepala daerah kaya penghasil kakao (coklat) dikumpulkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wapres, siang ini. Mereka membahas soal peningkatan produksi kakao, sejalan tingginya permintaan pasar dalam negeri dan dunia.

Gubernur yang datang antara lain Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulwesi Tengah Longki Djanggola, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Wagub Sumatera Barat Muslim Kasim, Dirut PTPN XII Irwan Basri.

Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 800.000 hektar lahan kakao yang produksinya tidak maksimal. Padahal Indonesia menargetkan menjadi produsen kakao No.1 dunia, dengan target peningkatan produksi 2 kali lipat dari saat ini hanya 700.000 ton per tahun.

“Banyak petani yang dulu gagal, tidak ada bibit, tidak penyuluhan, tidak ada pupuknya, macam-macam. Masalahnya itu gampang sekali,” kata Sofjan. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS