85% Kebutuhan Mesin Perkakas, Masih Impor

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

FOTO BERSAMA – Delegasi yang dipimpin Teddy C Sianturi sedang foto bersama saat berkunjung ke kantor TMT, Taiwan (tubasmedia.com/istimewa)

TAIWAN, (TubasMedia.Com) – Indonesia mengajak Taiwan untuk menanamkan investasinya pada sektor mesin perkakas dan alat kesehatan. Ajakan tersebut berkaitan dengan masih cukup terbuka luas peluang, dimana sekitar 85 persen kebutuhan pada sektor tersebut masih dipenuhi dari impor.

“Kami mengharapkan Taiwan bisa berinvestasi di Indonesia, terutama pada industri mesin perkakas dan alat kesehatan. Saat ini 85 persen kebutuhan mesin-mesin tersebut masih merupakan impor,” kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Teddy C Sianturi kepada wartawan, saat menyampaikan hasil kunjungan kerja ke Taiwan memimpin delegasi Indonesia bersama delapan anggota lainnya, Selasa silam, di Jakarta.

Kunjungan sebagai undangan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan tersebut, tujuannya untuk melihat dari dekat perkembangan industri permesinan, terutama pada tiga sentra industri yang cukup menonjol di Taiwan. Yakni, Tsunglin Machinery Technical (TMT) Co.Ltd, Taiwan Association of Machninery Industry (TAMI) dan Mesure Technology Co.Ltd.

Di TMT Co.Ltd – yang merupakan salah satu industri mesin perkakas terbesar di Taiwan dan telah berdiri sejak 1978 – rombongan menyaksikan berbagai tipe mesin yang sudah mampu diproduksi sendiri. Di antaranya, mesin CNC Lathe dan Vertical Machining Centres, yang punya proses research and development (R&D) dan quality control yang cukup baik untuk menghasilkan produk dengan akurasi yang presisi.

Pada kesempatan itu, Teddy menyampaikan presentasi soal roadmap industri permesinan dan adanya program Pembangunan Pusat Teknologi dan Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan (PPTIMP-AK), yang berlokasi kompleks di Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Kami berharap, TMT Co.Ltd dapat melakukan kerjasama dengan PPTIMP-AK dalam R&D, standar manajemen dan memberikan technical guidance bagi para pekerja industri di Indonesia,” ungkap Teddy.

Di TAMI, kunjungan diterima langsung oleh Presiden TAMI, Mr CC Wang. Seperti diketahui, TAMI adalah salah satu asosiasi terbesar di Taiwan, dengan 2.500 anggota dan 24 special committee.

Kelompok ini membawahi industri textile machinery, machine tools, wood working machinery, food processing machinery, packaging dan lain sebagainya.

Sebab, mereka melihat Asia Tenggara – termasuk Indonesia – merupakan panga pasar yang penting untuk tujuan ekspor terbesar bagi industri permesinan Taiwan.

Kemenperin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki program MP3EI yang membutuhkan barang modal untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Selain itu, membutuhkan berbagai mesin tekstil, mengingat adanya program restrukturisasi mesin/peralatan tekstil.

Saat plant tour di Mesure Technology Co.Ltd, rombongan menyaksikan produk thermometer dan air minum sehat (magic water), dengan pangsa pasar utama ke Amerika Serikat dan Eropa.

Pada akhir kunjungan, Taiwan menyatakan minatnya dan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia, terutama bagi transfer teknologi dan joint research. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS