23 Industri Perakitan Elektronika Berinvestasi Rp 7 Triliun di RI

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Tidak kurang dari 23 unit industri perakitan telah menanam investasinya di sektor industri elektronik yang nilainya mencapai Rp 7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 jiwa.

Hal ini dikatakan Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Ditjen ILMETA, Kementerian Perindustrian, Achmad Rodjih kepada pers di ruang kerjanya kemarin.

Ke-23 investor tersebut lanjut Rodjih, telah memproduksi produk-produk elektronika dan telematika dengan menggunakan 43 merek dagang dan 30 persen diantaranya merupakan merek nasional.

‘’Diharapkan, untuk masa-masa mendatang, konidis ini akan dapat lebih menggembirakan lagi, sebagai dampak dari program peningkatan penggunaan kompone dalam negeri yang dikenal dengan sebutan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Sebagaimana diketahui, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, pemerintah telah membentuk tim yang mengawasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tujuannya untuk menggerakkan industri dalam negeri.

‘’Program tersebut sangat bardampak positif di bidang pengembangan industri dan penerapan komponen nasional. Diproyeksikan, program TKDN akan merambah ke produk-produk lainnya,’’ lanjut Rodjih.

Program TKDN akan semakin diperluas ke produk-produk lain seperti smartcard, lampu hemat energi dan kabel serat optic serta panel surya.

Namun diakui oleh Rodjih, volume impor kandungan bahan baku dan komponen, masih tergolong tinggi dan industri komponen nasional, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan komponen di dalam negeri.

Di bagian lain keterangannya dikatakan keterkaitan industri elektronika dengan industri pendukung masih tergolong lemah. ‘’Keadaan ini, ke depan akan terus kami benahi dan tingkatkan,’’ katanya.

Penguasaan teknologi juga, lanjut Rodjih masih rendah dan baru sampai pada tingkat yang bersifat sebagai perakit, termasuk kualitas sumberdaya manusia yang masih relatif rendah.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan pernah menjelaskan bahwa tim TKDN membuat perencanaan belanja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih transparan, sehingga bisa menggerakkan industri dalam negeri.

Menurutnya apabila belanja BUMN lebih transparan, maka bisa menguntungkan produk lokal. Jadi jangan sampai justru asing yang mengambil alih pergerakan di pasar. (sabar)

CATEGORIES
TAGS