Wapres: Pengusaha Batik Harus Kreatif Kembangkan Motif

Loading

JK

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman, batik yang dulu hanya dikenal sebagai kain kini telah digunakan sebagai aksesori di kalangan anak muda. Karena itu, pengusaha batik harus kreatif mengembangkan setiap motif, karena anak-anak muda cenderung tidak mau menggunakan motif klasik.

“Jadi harus kreatif, kalau kita tidak kreatif nanti bisa kalah dari Tiongkok lagi, karena Tiongkok kadang-kadang bisa produksi massal kan,” kata Wapres saat memberikan sambutan pada pembukaan Gelar Batik Nasional 2015, di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Sebelumnya, Wapres menyebutkan, tantangan pertama yang dihadapi pengusaha adalah meningkatkan produktivitas.

Dikatakan, batik sudah menjadi pakaian pagi, sore, dan malam. Tidak hanya kemeja, batik kini telah masuk dalam berbagai aksesori yang digunakan anak muda. Karena itu, Wapres meminta pengusaha batik untuk bersiap menjawab tantangan dalam mengembangkan batik di masa datang.

“Pada tahun 2010 produksi batik sudah Rp 4 triliun, hari ini mungkin Rp 5 – 6 triliun karena minimal orang punya batik satu kodi dengan harga yang bervariasi dari Rp 25 ribu – Rp 25 juta. Tantangan kita tentu produktivitas harus besar,” kata Wapres, seperti dikutip dari laman Setkab.

Jusuf Kalla juga mengingatkan, batik sudah bukan lagi sekadar pakaian tradisional, tetapi telah berinovasi ke tingkat internasional, karena telah dikenal di mancanegara.

Wapres menunjuk contoh mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang kerap mengenakan batik saat menghadiri acara-acara internasional. “Nelson Mandela adalah orang pertama yang berpakaian batik pada ajang internasional PBB. Mulai dari situ batik dikenal secara internasional,” katanya.

Gelar Batik Nusantara 2015 itu diikuti oleh lebih dari 350 perajin, pengusaha, dan kolektor terbaik Batik Nusantara. Hadir dalam pembukaan itu, Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Ani Yudhoyono, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS