Walikota tak Perpanjang Izin Penggalian Pasir

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BANJAR, (Tubas) – Suasana di Kampung Silu­man Baru RT/RW 38/18, Kecamatan Purwaharja, Jumat (6/5) petang, sempat mencekam, menyusul ben­trokan warga sekitar dengan sekelompok massa. Puluhan pria yang me­numpangi 3 unit truk, me­nyerang saat warga bersama unsur pemerintahan setem­pat melakukan pemasan­gan portal jalan. Akibatnya lima warga dari satu keluarga menja­di korban luka-luka.

Camat Purwaharja Wawan Hernawan mengatakan, kejadi­an itu pada awalnya dipicu oleh kekesalan warga terhadap tingginya intensitas truk-truk pengangkut pasir melewati jalan di kampung tersebut. Selain mengganggu ke­nyamanan, warga juga jengkel karena truk-truk pengangkut pasir penyebab utama kerusakan jalan. “Padahal, jalan ini baru 4 bulan di­perbaiki, namun karena sering dilalui truk jadi cepat rusak,” kata Wawan.

Di lain pihak, kejadian tersebut rupanya memanc­ing reaksi dari berbagai pihak. Ketua DPRD Kota Banjar, Dadang R Kalyubi mengaku turut prihatin atas peristiwa tersebut. Wakil rakyat yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banjar dan Purwaharja itu, menilai peristiwa itu sebe­tulnya lebih didasarkan kepada kurangnya komu­nikasi dan sosialisasi.

“Menurut pengamatan kami, kejadian itu muncul salah satunya karena ku­rangnya sosialisasi dan cara penyampaian yang dilaku­kan oleh pemerintahan set­empat,” kata Dadang. Hal itu akhirnya me­mancing konflik karena masalah tak dikomu­nikasikan dengan baik. Untuk menyelesaikan masalah itu, dia juga men­dukung upaya pemerintah yang akan menggelar mus­yawarah antara kedua belah pihak.

Menyikapi permasalahan tambang pasir di Kampung Siluman Baru, Kecamatan Purwahaija, Wali Kota Banjar dr. Herman Sutrisno akhirnya bersikap tegas. Dia mengatakan, tidak akan mengeluarkan izin bagi aktivitas penambangan pasir di kawasan tersebut. “Saya tidak akan memperpanjang izin penambangan di daerah itu,” tegas Herman, Selasa (10/5).

Dia juga menjelaskan terpaksa mengambil keputusan tersebut atas beberapa pertimbangan. “Dulu ketika Pemkot Banjar baru berdiri dan galian pasir belum ada, kondisi jalan di daerah ini bagus. Namun, setelah muncul galian pasir semuanya berubah. Jalan jadi cepat rusak, bahkan jembatan yang kami bangun pun roboh. Jadi lebih baik ditutup saja,” katanya. (mamay)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS