Tingkat Penjualan Sepeda Motor “Melorot”. Mengapa…?
JAKARTA, (tubasmedia.com)-Tingkat penjualan sepeda motor belakangan ini “melorot” hingga lima persen dibanding tahun lalu (2014). Mengapa itu bisa terjadi?
Kemelorotan itu bisa terjadi karena banyak hal. Di antaranya, menurut General Manager Motorcycle Sales Marketing dan Logoistik PT. Daya Adicipta Mustika (DAM), Lerri Gunawan, karena kenaikan harga BBM dan faktor cuaca di beberapa wilayah di Jawa Barat (Jabar). Faktor cuaca ini sangat mempengaruhi masa tanam di Jabar bagian Timur.
Siaran pers distributor sepeda motor dan suku cadang Honda di Jawa barat memberitahu sesuai data penjualan ritel DAM. Tingkat penjualan hingga Maret 2015 sebesar 190.383 unit yang berartri melorot lima persen dibandingkan pada triwulan pertama tahun 2014.
Menurut Lerri, DAM mencatat total kontribusi tipe matik Honda sebesar 161.100 unit atau memberikan kontribusi 85 persen, sebanyak 15.447 unit atau delapan persen dan tipe sport sebesar 13.806 unit (tujuh persen).
Penjualan sepeda motor sepanjang kuartal pertama 2015 hanya mencapai 1.605.043 unit di seluruh Indonesia. Itu berarti di tingkat penjualan melorot hingga 19, 1 persen. Penjualan tersebut lebih kecil dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya (2014). Saat itu tingkat penjualannya mencapai 1.984.076 unit.
Disiarkan sesuai data perolehan tubasmedia.com yang disampaikan Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI), Honda masih bertengger di posisi pertama selama kuartal pertama. Pabrikan Honda tersebut berhasil menjual 1.093.394 unit sejak Januari hingga Maret 2015 (68,12 persen) dari total penjualan nasional.
Wilayah yang menguasai pasar untuk sektor penjualan sepeda motor berada di wilayah Jawa Barat. Penjualan di provinsi “Sangkuriang” ini mengungguli Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur.
Secara umum pasar sepeda motor di Jawa Barat hingga Februari 2015 lalu tercatat angka penjualan sebesar 200.069 unit yang berarrti menurun 8,1 persen. (marto tobing)