Tim Kuasa Hukum Irjen Ferdy Sambo Minta Tolong ke Dewan Pers

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Tim kuasa hukum keluarga Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo menyambangi Kantor Dewan Pers di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2022).

“Kami datang ke sini untuk berkonsultasi mengenai beberapa berita yang semakin melebar ke mana-mana, itu yang pertama. Apa yang melebar? Saya rasa teman-teman sudah tahu lah, kita sama-sama membaca online maupun cetak,” ujar Arman Hanis, kuasa hukum keluarga Sambo, usai berkonsultasi dengan Dewan Pers.

Tim kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo meminta arahan Dewan Pers, agar media bisa membuat berita sesuai kode etik jurnalistik.

“Kami juga tidak protes, sangat menghargai teman-teman media, tapi tolong kami juga diberikan hak pribadi. Diberikan juga empati terkait dampak luar biasa yang diderita oleh korban.”

“Itu yang kami harapan, kami minta juga kepada seluruh media untuk dampak yang luar biasa kepada anak-anak korban.”

“Kita enggak protes, kami datang ke sini untuk berkonsultasi dan meminta imbauan kepada Dewan Pers agar mengeluarkan imbauan ke teman-teman media, agar sesuai dengan kode etik jurnalistik,” beber Arman.

Ia menambahkan, kondisi klien mereka sedang dalam perawatan insentif terkait dampak psikologis yang tengah dialami, akibat banyaknya pemberitaan yang beredar.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan, Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melecehkan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).

“Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam, itu benar,” ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Ramadhan menuturkan, fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Dua saksi yang diperiksa adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.

“Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Ia menuturkan, istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J. Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

Menurutnya, kehadiran Bharada E membuat Brigadir J menjadi panik. Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” beber Ramadhan.

Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadivpropam. Sedangkan Brigadir J adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam.

Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut tak berada di kediamannya saat insiden penembakan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bharada E terjadi.

“Jadi waktu kejadian penembakan tersebut Pak Sambo, Pak Kadiv, tidak ada di rumah tersebut. Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test,” jelas Ramadhan.

Ramadhan menuturkan, Irjen Ferdy Sambo baru mengetahui peristiwa itu, setelah ditelepon oleh istrinya. Dia lantas melihat Brigadir J sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Setelah kejadian, Ibu (Istri) Sambo menelepon Pak Kadiv Propam. Kemudian datang, setelah tiba di rumah, Pak Kadiv Propam menerima telpon dari ibu.”

“Pak Kadiv Propam langsung menelepon Polres Jaksel, dan Polres Jaksel melakukan olah TKP di rumah beliau,” terang Ramadhan. (sabar)

 

 

 

CATEGORIES
TAGS