Tidak Ada Niat Mereka Gunakan Produk DN

Loading

Laporan: Redaksi

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi

BANDUNG, (tubasmedia.com) – Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi saat tampil menjadi salah satu nara sumber dalam acara Family Gathering Forum Wartawan Industri (FORWIND) di Bandung Jumat lalu, memaparkan kinerja positif yang diraih sektor industri otomotif.

Sektor ini katanya, cukup berkembang dan maju pesat. Dia sebut misalnya untuk memproduksi angkutan umum, produsen otomotif Indonesia sudah mampu memproduksi hingga 10.000 unit per tahun atau sekitar 1.000 unit setiap bulan.

Namun tambahnya, kendati disebut Indonesia sudah mampu memproduksi mobil angkutan umum sebanyak 10.000 unit setiap tahun, itu bukan berarti setiap saat kita butuh 10.000 unit, lalu busnya sudah ada.

‘’Bukan begitu maksudnya kalau kita bicara kapasitas produksi sebab produk itu, karena nilainya cukup tinggi, produsen tidak akan berproduksi untuk menyediakan stok. Produsen baru akan berproduksi setelah order masuk,’’ kata Budi.

Sebelumnya wartawan melontarkan pertanyaan sekitar adanya niat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengimpor 4.000 unit bus dari beberapa negara untuk dijadikan busway di Jakarta.

‘’Kenapa Pemerintah DKI Jakarta harus impor bus kalau memang Indonesia sudah mampu membuatnya,’’ tanya wartawan yang dijawab kalau yang akan mengimpor bus itu adalah orang-orang Indonesia yang tidak cinta produknya sendiri dan yang pro importir, bukan pro produsen dalam negeri.

Menurut Budi, jika ada pembeli bus datang ke Indonesia atau orang Indonesia sendiri mau beli bus di dalam negeri lalu minta minggu ini harus ada seribu unit dan jika tidak ada, dia akan beli impor, kita layak bertanya kepada si pembeli itu, apakah benar-benar dia ada niat untuk membeli produk lokal atau tidak.‘’Rasanya sih orang seperti itu tidak ada niat beli barang lokal,’’ jelasnya.

Kalau benar-benar berniat, kata Budi, harusnya mereka datang ke produsen lalu memberi order bahwa bulan depan atau tiga bulan ke depan mereka butuh sekian ribu unit. Atau tahun depan butuh 20.000 unit. ‘’Kalau demikian prosesnya, kita bisa genjot berproduksi dengan menggunakan paket lembur,’’ katanya.

Jadi menurut Budi jangan bermimpi bisa beli kendaraan bus seketika itu juga dalam jumlah ribuan unit. ‘’Itu tidak ada kamusnya. Pura-pura saja dia cinta produk lokal, yang nyatanya lebih cinta kepada produk impor,’’ tambahnya.

Menyinggung adanya kesimpulan yang menyebut jika mobil low cost green car (LCGC) atau sering disebut mobil murah ramah lingkungan beredar, jalan akan macet sehingga LCGC harus dihentikan, Budi mengatakan hal itu tidak benar.

‘’Yang bikin macet itu bukan LCGC dan kalau itu benar, kemudian kita tidak mau macet, apakah seluruh industri otomotif harus kita tutup. Tidak kan. Infrastrukturnya yang harus dibenahi,’’ jelasnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS