Rush Money

Loading

rush

Oleh: Fauzi Aziz

 

JAHAT sekali penebar isu rush money di Indonesia. Apapun modusnya, penebar isu ini harus diburu sergap siapapun pelakunya harus segera diproses hukum. Jangan percaya begitu saja atas tebaran isu tersebut karena jika mempercayainya, mau dibawa kemana negeri ini.

Indonesia bisa mengalami kekeringan likuditas, seperti ketika krisis likuiditas Asia tahun 1997/1998 berdampak kepada Indonesia, sehingga ekonomi mengalami kontraksi minus 13%. Kita tidak menghendaki apapun bentuk krisis melanda Indonesia, kare na dampaknya selalu merugikan dan destruktif.

Makin kesini, kita harus semakin mampu menggunakan akal sehat dalam melakukan interaksi dengan siapapun. Jangan sembarang omong dan nimbrung dengan menggunakan logika murahan dan kemudian dengan mudah menyalakan titik api kecil,yang akhirnya nyala api itu kian berkobar.

Terbawa angin, akhirnya menjadi nyala api yang membara. Terkait dengan isu rush money ini, pihak otoritas  dimohon berungkali melakukan peredaman, karena dikhawatirkan mengganggu rasa kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan moneter nasional.

Mengapa penyikapannya perlu paripurna dilakukan pihak otoritas dan aparat penegak hukum. Hal-hal yang disampaikan berikut ini agar dapat menjadi bahan ingatan kita bersama mengenai berbagai situasi yang dapat menimbulkan gangguan di negeri ini.

Karena itu jangan pernah dengan mudah melupakan peristiwa masa lalu. ‘’Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,’’ kata Bung Karno agar bangsa ini tahu persis dan ingat betul peristiwa masa lalu yang pernah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Contoh masa yang kelam adalah bangsa Indonesia pernah dijajah Belanda 3,5 abad lamanya. Oleh sebab penulisan sejarah masa lalu dengan benar harus dilakukan kembali oleh para ahli sejarah di negeri ini.

Pada kondisi sekarang ini, kita harus menyadari lingkungan kehidupan ini semakin terbuka ketika teknologi informasi makin berkemajuan sehingga kabar baik maupun buruk tentang apa saja dalam hitungan sekian second sudah bisa kita dengar dan kita lihat tanpa filter.

Seperti kiasan mengatakan dewasa ini adalah zaman edan, yen ora edan mundak ora keduman (zaman gila,kalau tidak gila,takut tidak kebagian).

Dunia ini memang sedang terantuk oleh banyak masalah.Sepertinya semua negara sedang berproses untuk menyelesaikan berbagai masalah untuk kemaslahatan bersama. Diantara yang ikut berproses ini, barangkali ada yang pikiran tidak waras, pengen kaya dengan cara “gila”, karena takut tidak kebagian. Tega melakukan aksi profit-taking dengan cara gila yakni mengumbar isu rush money.

Tindakan ini bisa diduga sebagai bagian dari aksi terorisme ekonomi dan sebuah kejahatan untuk menghancurkan ekonomi sebuah negara yang kini masih bisa tumbuh rata-rata 5% per tahun, meski ekonomi dunia tengah melambat.

Kejahatan di seputar uang ini sebenarnya sudah banyak ditulis para kolumnis. Seperti yang ditulis “Andrew Hitchcock” dalam bukunya berjudul “History of Money”. Dalam bukunya antara lain mengungkap kisah-kisah kejahatan zionis menjajah dunia melalui manipulasi uang.

Dengan niat baik, penulis hanya ingin mengingatkan kembali bahwa kejahatan di seputar uang dan keuangan, termasuk menebar isu rush money bisa dibilang bukan hal baru. Sebagai bahan ingatan kita pula bahwa dewasa ini berkembang paradigma baru bahwa dunia kini mendapat ancaman terjadinya perang proxi.

Meskipun sebagai rakyat biasapun, kita sebaiknya juga harus bisa memahami apa itu perang proxi. Karena isu rush money patut diduga  juga sebagai bagian dari aksi peperangan tersebut dan senjata yang digunakan adalah menebar isu rush money.

Karena begitu besar bahaya isu itu, masyarakat berharap penebar moneyrush ini dapat segera ditangkap, modus operandi bisa dikuak dan pelakunya harus dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Mudah-mudahan kini bukan zaman edan beneran seperti kiasan tadi. Era yang tepat disebut adalah zaman pertobatan karena siapapun manusia di dunia ini tidak pernah luput dari kesalahan. Dunia memang sedang bergejolak, tapi gejolak ini adalah manusia yang menciptakannya. Perang dan damai adalah manusia pembuat skenario dan aktornya. Sekarang kita bersyukur manusia telah mulai sadar apa yang terjadi di balik peristiwa dan dalam minggu-minggu ini timbul kesadaran akan pentingnya tolerun.(penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi).

CATEGORIES
TAGS