Pungutan di SMAN I Dikeluhkan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

KLATEN, (Tubas) – Pungutan kelulusan di SMAN I Jogonalan, Klaten sebesar Rp 200.000, dikeluhkan oleh sebagian orangtua murid. Sebab, tidak ada kejelasan maupun bukti hitam di atas putih terkait penarikan dana tersebut.

Salah satu orangtua murid, Teguh (54) mengaku keberatan dengan pungutan tersebut. Ia mengaku hanya diberi tahu secara lisan waktu mengambil pengumuman kelulusan. Bahkan ketika anaknya membayar, tidak ada kuitansi.

“Saat pengumuman kelulusan saya dan wali murid lainnya diberi tahu tentang iuran itu, yang telah disepakati komite sekolah. Tapi saat kami tanya mana surat persetujuannya, mereka tidak bisa menunjukkan dan dibilang tidak ada,” ucap Teguh yang dihubungi di Klaten, Rabu (25/5).

“Menurut kami ini merupakan kabar yang mendadak, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan tentang itu,” paparnya.

Namun, Teguh mengaku tidak ada tekanan dari sekolah terkait pungutan tersebut. Dia mengatakan, tidak ada pernyataan dari sekolah jika ingin mengambil surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) harus membayar.

Saat dikonfirmasi, Ketua Komite Sekolah, Kurdi mengaku uang tersebut akan dipergunakan untuk membeli empat item untuk melengkapi alat pendukung pengajaran, salah satunya adalah LCD untuk laboratorium fisika. Sebelumnya, pihaknya sudah merapatkan perihal tersebut.

“Selain LCD juga pengecatan meja dan bangku sekolah. Sebelumnya kami telah merapatkan itu semua dengan anggota komite dan perwakilan murid. Mereka menyetujui usulan. Karena itu mendukung proses kegiatan belajar-mengajar,” jelas Kurdi yang ketika dihubungi lewat ponselnya, masih berada di Jakarta, Rabu (25/5).

Kurdi menegaskan, pungutan itu merupakan keputusan yang telah disetujui sekolah dan beberapa perwakilan wali kelas. “Uang itu sifatnya partisipasi dan bukan transaksi, karena tidak ada sekolah yang gratis. Soal tidak ada kuitansi, karena itu hanya partisipasi bukan jual beli,” tegasnya. (supriyadi)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS